“Yang ikut jalan Manpa, dan yang digendong ini Hanum,” ujarnya.
Karena sedang melakukan pejalanan jauh, Dani sekeluarga terpaksa tidak berpuasa.
Keberadaan Dani bersama istri dan dua anaknya yang sedang makan di sisi jalan tersebut tentu menjadi perhatian warga dan pengguna jalan yang sedang melintas.
“Saya heran, siang-siang bulan puasa kok ada yang makan minum di sisi jalan. Setelah saya dekati ternyata mereka sedang melakukan perjalanan jauh dari Gombong menuju Soreang Bandung dengan berjalan kaki,” ujar Abdul Muhi, Kades Tigaherang, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis.
Setelah mengetahui kondisi Dani sekeluarga, Abdul Muhi pun menawari Dani sekeluarga ikut mobil, menumpang sampai Sindangrasa, Ciamis.
Kepala Desa Tigaherang, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, itu pun menitipkan sedikit bekal untuk Dani dan keluarga.
“Alhamdulillah di perjalanan suka ada yang bantu, tidak hanya makanan dan minuman tetapi juga uang."
"Kadang juga tumpangan naik mobil,” ujar Dani.
Dani mengatakan, setiap hari mereka bisa melakukan perjalanan antara 25 kilometer sampai 30 kilometer.
Tapi, kadang lebih cepat kalau ada yang ngajak menumpang naik mobil.
Dani memperkirakan mereka akan sampai di Soreang pada hari kedua Lebaran.
“Doain kami selamat,” katanya.
Strategi Angkot
Berbeda dengan Dani sekeluarga yang masih dalam perjalanan ke kampung halamannya, dua mahasiswi yang kuliah di Bandung, Jeane Lutfia (24) dan Rayhan (25), sudah sampai ke kampung halaman mereka di Kabupaten Majalengka.