TRIBUNJAKARTA.COM, PEMALANG - Seorang janda 16 anak berjuang untuk menghidupi keluarganya sekaligus harus membayar utang Rp 25 juta bekas biaya pengobatan mendiang suaminya.
Itulah perjuangan keras yang harus dijalani Sriyanti (44), seorang janda yang memiliki 16 anak asal Pemalang, Jawa Tengah.
Dengan hidup sederhana di rumah berukuran 3X6 meter, Sriyanti menjalani hari-harinya dengan anak dan satu cucunya yang telah membuat statusnya kini menjadi seorang nenek.
Baca juga: Janda di Medan Tewas Mengenaskan dalam Warungnya, Diduga Dirampok, Motor Baru Milik Korban Raib
Rumahnya terletak di sebuah gang sempit yang ada di Rt 02 Rw 01 Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Pemalang.
Saat ini di rumah tersebut merupakan tempat tinggal Sriyanti bersama 13 anaknya serta satu cucu.
Dua anaknya yang lain sudah menikah dan tinggal terpisah dengannya.
Sedangkan satu anaknya telah meninggal.
Baca juga: Janda Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Medan, Korban Sebelumnya Pernah Kemalingan Hingga Dijambret
Di Kartu Keluarga (KK) milik Sriyanti tertera 13 nama bocah, dengan usia paling kecil 1 tahun.
Bahkan saking banyaknya nama yang tercatat, KK miliknya sampai dipisah menjadi dua halaman.
"Sekarang di rumah ada 13 anak dan dititipi satu cucu, jadi total 14 anak.
Usia paling kecil 1 tahun yang lahir tahun lalu," katanya saat ditemui Tribunjateng.com di rumahnya, Sabtu (8/5/2021).
Di tempat yang ia tinggali, Sriyanti terlihat riweh mengurus belasan anaknya ditambah satu cucu.
Pasalnya, ia harus mengurus sendiri anaknya yang mayoritas masih bocah tanpa didampingi sang suami.
Hal itu lantaran suami Sriyanti meninggal satu tahun lalu, karena sakit yang diderita.
Guna mencukupi kebutuhan belasan anaknya, Sriyanti pun harus banting tulang, dengan menjajakan es cendol di Jalan Jenderal Sudirman Kabupaten Pemalang.
Tak sampai di situ, beban Sriyanti juga bertambah dengan utang biaya pengobatan sang suami saat menjalani perawatan sebelum meninggal sebesar Rp 25 juta.
Dengan semua beban keluarga di panggulnya, Suryanti tetap tabah dan menjalani hidup.
Wanita 44 tahun itu menuturkan, hanya bisa berdoa agar diberi kesehatan dan rezeki
Supaya ia bisa membiayai anak-anaknya dan melunasi utang Almarhum suaminya.
"Ya memang sudah jadi jalan hidup saya, semoga saja diberi kekuatan menjalani, serta diberi kesehatan dan rezeki," ucapnya.
Hasil jualan es cendol yang ia lakoni pun jauh dari kata cukup, untuk membiayai kebutuhan keluarga.
"Kalau ramai bisa dapat Rp 70 ribu, kalau sepi ya kadang Rp 50 ribu,
Tapi beberapa hari ini saya tidak jualan karena anak saya ada yang tidak enak badan.
Biasanya saat saya jualan, anak-anak di rumah dijaga kakak-kaknya," ucapnya.
Wanita ramah itu juga menerangkan sangat hafal dengan nama dan usia anak-anaknya.
"Paling kecil Gendis Nadhifah usia satu tahun, lalu Shafar Rafasya usia dua tahun,
Syaif Bahrin tiga tahun. Ragil Ferbrian enam tahun, Damar Evan tujuh tahun," ucapnya.
Dilanjutkannya, Lintang Yuwana anaknya berusia delapan tahun, lalu Atika Wulan berusia sepuluh tahun.
"Irwan Aji dua belas tahun, Isya Maulana sebelas tahun, Bima Aldi berusia tiga belas tahun, Kharisma Mutiara empat belas tahun, Tiara Puspita kini berusia enam belas tahun, serta Angga dan Anggi yang sudah pisah KK hampir 27 tahun," terangnya.
Dari belasan anaknya, Sriyanti mengatakan delapan anaknya belum punya akta kelahiran.
"Kalau BPJS baru empat anak lainya belum. Mau mengurus saya terkendala biaya, karena biaya untuk sekolah dan makan anak-anak sangat besar, sedangkan saya hanya jualan es cendol," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Sriyanti Janda 16 Anak Asal Pemalang, Banting Tulang Jual Es Cendol, Rumah 3X6 Meter Penuh