News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terpengaruh Bujuk Rayu Dukun, Orang Tua Ruwat Anak hingga Akhirnya Meninggal karena Ditenggelamkan

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para tersangka dugaan penganiayaan yang mengakibatkan meninggalnya bocah A, warga Desa Bejen, dihadirkan saat gelar perkara di Mapolres Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (19/5/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Bocah malang asal Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Temanggung, Jawa Tengah, A (7), tewas mengenaskan setelah kedua orang tuanya termakan bujuk rayu seorang dukun.

Nasib nahas yang dialami A ini berawal saat orang tuanya, M (43) dan S (39), terpengaruh omongan H (56) yang merupakan seorang dukun.

Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi, menjelaskan H menganggap A nakal karena ada makhluk halus yang menempel pada korban.

Karena itu, H menyarankan pada M dan S agar A diruwat.

Gelar perkara kasus pembunuhan Aisyah (7) warga Bejen, Temanggung, Rabu (19/5/2021) di Mapolres Temanggung, Jawa Tengah. (TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM)

"Dugaan awal sementara, orang tua korban mau melakukan tindakan itu atas pengaruh bujuk rayu H, yang dikenal sebagai orang pintar atau dukun."

Baca juga: Tertipu Foto WA, TKW asal Madiun Lemas Lihat Sosok Asli sang Kekasih, Padahal Sering Kirim Uang

Baca juga: Bocah SD di Makassar Diculik Lalu Ditukar dengan Tabung Gas 3 Kg, Korban Diimingi Uang Rp 5 Ribu

"Saat itu kondisi A diyakini nakal, lalu H mengatakan, 'Wah, anak itu dihinggapi dunia lain'" jelas Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi, di Mapolres Temanggung, Selasa (18/5/2021), dikutip dari Tribun Jateng.

Aksi ruwat itu dilakukan H yang ditemani asistennya, B (43), pada Januari 2021.

Kala itu, H meminta agar A ditenggelamkan ke bak mandi hingga akhirnya korban meninggal dunia.

Tak hanya itu, Kepala Desa Bejen, Sugeng, menuturkan H juga sempat meminta A untuk memakan bunga mahoni dan cabai sebelum menggelar ritual menenggelamkan korban di bak mandi.

Dilansir Tribun Jateng, hal itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran omongan H dan B yang mengklaim A adalah anak makhluk halus.

"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni."

"Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo."

"Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit," bebernya, Selasa.

Mengetahui hal itu, orang tua A semakin percaya anaknya nakal karena makhluk halus.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini