TRIBUNNEWS.COM, TOBA - Kepolisian berhasil mengungkap kasus pembunuhan seorang wanita yang berprofesi sebagai guru SD di Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Kasat Reskrim Polres Toba AKP Nelson Sipahutar mengatakan, pelaku pembunuhan tersebut berjumlah tiga orang, Ricky Tambunan (23), DN (16), dan satu orang lagi masih dalam pengejaran.
Sipahutar mengungkap kronologi singkat pembunuhan guru SD tersebut.
Peristiwa bermula pada Senin (24/5/2021) dini hari.
Saat itu para tersangka datang ke rumah korban untuk mencuri barang berharga.
"Motifnya dari tersangka kita ketahui adalah pencurian. Jadi, keterangan para tersangka hanya mau mengambil laptop, uang, dan handphone," ujarnya, Kamis (27/5/2021).
Dalam melakukan aksinya, ketiga pelaku berbagi peran.
Baca juga: Pembunuhan Bu Guru SD di Toba Ternyata Bermotif Pencurian, Seorang Pelakunya Masih Berusia 16 Tahun
Dua orang bertindak sebagai eksekutor dan satu orang berjaga mengawasi keaadan di sekitar rumah korban.
Saat itu, dua pelaku memasuki rumah korban melalui jendela untuk mencuri barang berharga.
"Saat mereka masuk ke rumah melalui jendela masuk, si korban terbangun. Itu sekitar pukul 01.30 WIB," kata AKP Nelson Sipahutar, Kamis (27/5/2021).
Melihat korban terbangun, dua pelaku langsung bereaksi dengan membungkam Marta Lena Butarbutar.
Kedua pelaku saat itu menyumpal mulut korban menggunakan kain.
"Salah satu tersangka gunakan kain untuk menutup mulut korban agar jangan berteriak," ucapnya.
Namun, korban berteriak dan berupaya melawan.
Baca juga: Dua dari 3 Pelaku Pembunuhan Guru SD di Toba Ditangkap Tim Gabungan
Takut aksinya dipergoki warga, para pelaku pun membunuh korban dengan menggunakan pisau.
Korban ditusuk secara membabi buta oleh tersangka hingga meninggal dunia.
Ditemukan, 24 luka tusukan pada tubuh Marta Lena Butarbutar.
"Dua orang pelakunya di rumah. Yang satu orang berada di luar untuk melihat situasi. Kalau DPO itu adalah salah satu tersangka yang di dalam," terangnya.
Kemudian pagi harinya, korban ditemukan warga dalam kondisi tak bernyawa dan berlumur darah di rumahnya di Desa Lumban Lobu, Kecamatan Bonatulunasi, Kabupaten Toba.
Dari amatan www.tribun-medan.com, rumah yang dihuni Martha Elisabeth Butarbutar berada di tengah areal persawahan.
Lokasinya pun cukup sepi dan jauh dari para tetangga.
Baca juga: Bu Guru SD di Toba Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Ada Jejak Kaki di Lokasi Kejadian
Menurut masyarakat sekitar, guru SD ini dikenal sebagai pribadi yang pendiam.
Dia juga jarang berkomunikasi dengan masyarakat.
"Kami kurang tahu banyak soal keseharian ibu ini. Dia orangnya pendiam," kata warga di lokasi.
Warga mengatakan, korban sudah pernah menikah.
Namun, apakah korban sudah bercerai atau belum dengan suaminya, warga mengaku tidak tahu.
Mereka cuma heran, kenapa korban dibunuh secara sadis.
Di dalam rumah korban, ceceran darah menyebar di lantai.
Ada sejumlah jejak kaki yang diduga milik pelaku.
Saat ditemukan, kondisi korban dalam posisi telentang dengan kedua tangan dan kaki terbuka lebar.
Bahkan, pakaian bawahnya tersingkap.
Selain jejak di dalam rumah, polisi juga menemukan jejak lain di areal persawahan.
Pelaku ditembak
Tak butuh waktu lama bagi kepolisian mengungkap kasus tersebut,
Polisi menangkap dua pelaku di Kota Medan, Rabu (26/5/2021).
Menurut Kasat Reskrim Polres Toba AKP Nelson Sipahutar, dua pelaku tersebut ditangkap saat sedang sembunyi di kos-kosan yang berada di kawasan Amplas.
"Satu lagi masih DPO," kata Nelson, Kamis (27/5/2021) sore.
Baca juga: Bamsoet: Pengembangan Pariwisata Danau Toba Harus Berpihak Kepada UMKM
Dia mengatakan, satu orang yang masih buron merupakan otak pembunuhan sadis tersebut.
Polisi terpaksa melumpuhkan dua pelaku dengan menembak kaki kedua tersangka ketika dalam penangkapan.
Keduanya pun tampak berjalan terpincang-pincang saat digiring ke Polres Toba.
Dari amatan www.tribun-medan.com, kedua tersangka ini memiliki rajahan tato di masing-masing tubuhnya.
Residivis
Dua pembunuh guru SD yang sudah berhasil ditangka tersebut diketahui sebagai penjahat kambuhan.
Polisi mencatat bahwa Ricky Tambunan (23) dan DN (16) telah pernah dijebloskan ke penjara.
Satu orang lagi tersangka yang masih belum tertangkap juga adalah seorang residivis.
"Keduanya ini pernah masuk penjara. Mereka itu adalah residivis," ujar Kasat Reskrim Polres Toba AKP Nelson Sipahutar, Kamis (27/5/2021).
Sipahutar mengatakan, pihaknya segera menjelaskan secara rinci terkait kasus tersebut setelah satu orang tersangka yang masih berkeliaran berhasil ditangkap.
"Kami mohon juga dukungan masyarakat di Toba agar kami dapat mengungkap kasus ini dengan cepat," katanya. (Tribunmedan.com/ Maurits Pardosi)