Selanjutnya, Yulianto berharap layanan ini dapat menjadi lebih dekat dengan masyarakat daerah.
Mengingat, di beberapa daerah yang jauh dari kehidupan kota, perkawinan dini masih sering terjadi.
Sehingga, alangkah baiknya apabila kabupaten mapun kota lain dapat segera memiliki program layanan semacam ini.
Hal ini dilakukan tak lain untuk mempermudah para masyarakat mendapatkan manfaat dari program ini.
Baca juga: Moeldoko Bentuk Komisi Perlindungan Anak Daerah Dipuji Sekjen Galang Kemajuan Center
"Care center "Jo Kawin Bocah" ini semoga bisa dimanfaatkan betul oleh masyarakat."
"Dan harapan kita supaya ini lebih dekat lagi dengan masyarakat di bawah, maka di kabupaten atau kota sebaiknya juga mempunyai care center semacam ini,."
"Sehingga pelayanannya lebih dekat kepada mereka," terang Yulianto.
Untuk dimengerti, layanan care center ini merupakan kolaborasi dari program-program yang telah ada sebelumnya, yakni layanan Pelayananan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
"Bahwa care center semacam ini berkolaborasi dengan program-program yang sudah ada seperti PKPR, berkolaborasi seperti itu (akan menjadi) lebih efektif, dan jangkauannya lebih luas lagi," ujar Yulianto.
Kepala DP3AP2KB, Retno Sudewi mengatakan, sebelumnya gerakan "Jo Kawin Bocah" ini juga pernah dilaunching pada tanggal 20 Maret 2012.
Namun, gerakan ini tidak dapat berjalan lancar.
Mengingat hanya dilakukan oleh Dinas Perempuan dan Anak saja.
"Jadi sebenarnya ini adalah gerakan bersama "Jo Kawin Bocah" yang sudah dilaunching bapak Gubernur pada tanggal 20 Maret 2012, tetapi gerakan ini tidak bisa dilakukan oleh Dinas Perempuan dan Anak sendiri," terang Retno.
Oleh karena itu, dilakukan pembaharuan inisiasi pada program ini, yang kemudian dilakukan oleh kelima unsur pentaholix sesuai dengannya masing-masing.