TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Agust Suwandy mengatakan sebanyak 300 vial Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV 547 yang disimpan di gudang farmasi Dinkes Kota Tarakan, belum digunakan.
Agust menjelaskan, hanya ada satu jenis vaksin AstraZeneca namun memiliki banyak kode produksinya yang berbeda.
"Ada satu kali produksi, nomor batchnya sama. Nanti produksi berikutnya batchnya berbeda. Nah yang ditarik dari peredaran saat ini yang kode batch-nya CTMAV 547," kata dia.
Seperti diketahui Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV 547 sampai saat ini belum bisa digunakan di seluruh Indonesia pasca ditarik dari peredarannya.
Alasannya, ada temuan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) berat di satu wilayah.
Sehingga pemerintah perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui di mana letak sumber persoalannya.
"Siapa tahu ada toksisitas dalam produksinya sehingga batch dengan kode yang sama semuanya dipending dulu digunakan," jelas Agust.
Ia melanjutkan, pasca mendistribusikan ke masing-masing wilayah, belum lama ini pihaknya kembali menerima jatah vaksin 20 vial namun dengan nomor batch yang berbeda.
Baca juga: Keluarga Sabar Tunggu Hasil Autopsi Trio, Pemuda yang Meninggal Usai Vaksin AstraZeneca
"Dalam waktu dekat ini mau digunakan untuk TNI," urainya.
Ia juga menegaskan, selama penggunakan vaksin AstraZeneca di Kaltara, belum pernah ada laporan KIPI.
Sebelumnya sudah pernah digunakan untuk Polri. Pada waktu itu total ada 900 dosis sebelum vaksinasi untuk TNI.
"Dan hasilnya waktu itu aman, memang ada gejala dirasakan seperti demam dan nyeri tapi tidak ada kategori KIPI berat. Kami anggap sebenarnya AstraZeneca ini aman," ujarnya.
Dikatakan Agust Suwandy, ia tak bisa memastikan apakah akan ada pemusnahan vaksin AstraZeneca batch CTMAV 547.
Ia harus melihat hasil pengujian yang saat ini masih dilakukan.