Laporan Wartawan Tribun Jogja Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kasus penularan Covid-19 dari klaster keluarga kembali muncul di Kabupaten Sleman.
Setelah terjadi di Plosokuning V, Kalurahan Minomartani, Ngaglik kini temuan klaster keluarga juga muncul di Ngrangsan, Selomartani, Kapanewon Kalasan.
Lurah Selomartani, Nur Widayati menceritakan, kasus penularan di Ngrangsan bermula ketika ada 3 orang dari satu keluarga ada yang sakit dan dibawa ke rumah sakit pada 2 Juni.
Setelah di-swab ternyata hasilnya positif Covid-19.
Namun sebelum dinyatakan positif, keluarga dan warga yang sakit ini sempat ikut Yasinan bersama warga lainnya di Musala, Kamis (3/6/2021) malam.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Tak Berdampak Signifikan pada Aktifitas Bongkar-Muat di IPC Panjang
"Mereka ikut yasinan karena belum tahu kalau positif," terang dia, Jumat (11/6/2021).
Selang hari berikutnya, satu orang dari satu keluarga yang swab ternyata hasilnya positif.
Tracing kemudian dilakukan hingga didapati ada 12 orang positif.
Pada Senin (7/6/2021) satu orang yang positif meninggal dunia.
Warga yang meninggal itu, dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan dan dipastikan tidak dibawa pulang.
Namun, sebelum dinyatakan positif, keluarga tersebut memang sempat ikut Yasinan bersama warga.
Gugus tugas kemudian melakukan tracing dan meminta swab massal bagi warga yang kontak erat dan mengikuti acara Yasinan.
Swab massal dilakukan pada Selasa (8/6/2021) menyasar 73 warga.
Hasilnya, didapati 23 orang positif.
Alhasil, warga di Padukuhan Ngrangsan, yang sudah dinyatakan positif totalnya 36 orang yang tersebar di satu Rukun Warga (RW) satu.
Nur Widayati memastikan penularan kasus ini berawal dari keluarga.
Baca juga: Update Corona 11 Juni 2021: Kasus Meninggal Dunia Bertambah 193 Orang dalam Sehari
"Ini klaster keluarga. Tapi menyebarnya di acara Yasinan itu," tuturnya.
Warga yang dinyatakan positif, 8 orang dibawa ke selter Rusunawa Gemawang. 4 di rumah sakit dan sisanya Isolasi mandiri.
Untuk menekan laju penularan, pembatasan aktivitas sosial diberlakukan di Padukuhan tersebut.
"Kita tidak lockdown. Tapi aktivitas sosial kita batasi semua. Kita juga sudah bentuk posko darurat," kata dia.
Panewu Kalasan, Siti Angraeni mengungkapkan, warga Ngrangsan yang meninggal dunia, berusia lanjut (lansia).
Proses pemakaman juga sesuai dengan prokes.
Ia mengimbau, kepada warga masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan disetiap kegiatan.
Menurutnya, vaksinasi bukan satu-satunya pelindung.
"Sudah divaksin bukan berarti boleh melanggar prokes. Covid-19 ini masih ada.
Kita tetap harus mematuhi Protokol Kesehatan dengan Ketat. Mudah-mudahan masyarakat memahami ini," kata dia. (rif)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul BREAKING NEWS: Klaster Keluarga Muncul di Ngrangsan Sleman, 36 Orang Positif, 1 Meninggal Dunia