News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Desa Gejagan di Nganjuk Temukan Benda-benda Kuno, Diduga Peninggalan Suku Kalang

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Piring keramik pabrikan Petrus Regout, Kota Maastricht Belanda, ditemukan di pemakaman umum Desa Gejagan, Kecamatan Loceret, Nganjuk. Foto: Disparporabud Nganjuk(KOMPAS.COM/USMAN HADI)

TRIBUNNEWS.COM - Benda-benda kuno ditemukan warga Desa Gejagan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, saat hendak memakamkan warga yang meninggal dunia.

Benda-benda kuno tersebut berupa piring peninggalan era kolonial, bertuliskan tahun 1836 dam ditemukan dalam waktu berbeda-beda.

“Rabu malam itu ditemukan piring yang merupakan bekal kubur pada saat penggalian cempuri (lahad),” ujar Kasi Sejarah, Museum dan Kepurbakalaan Disparporabud Nganjuk, Amin Fuadi, Minggu (13/6/2021).

“Terus Hari Jumat-nya itu ditemukan lagi dua piring di sana juga. Saat sedang menggali menemukan lagi dua piring,” lanjut dia.

Menurut Amin, warga Desa Gejagan memang kerap menemukan benda-benda kuno di pemakaman umum setempat.

Selain piring keramik era kolonial Belanda, warga juga sering menemukan gerabah kuno.

“Di situ saat menggali kubur itu sering menemukan seperti itu (benda-benda kuno), dan itu sebagian disimpan oleh juru kunci makam,” tutur Amin.

Piring keramik pabrikan Petrus Regout, Kota Maastricht Belanda, ditemukan di pemakaman umum Desa Gejagan, Kecamatan Loceret, Nganjuk. Foto: Disparporabud Nganjuk(KOMPAS.COM/USMAN HADI)

Diduga bekal kubur keturunan Suku Kalang

Amin menduga temuan piring era kolonial Belanda dan gerabah di pemakaman umum Desa Gejagan merupakan bekal kubur keturunan Suku Kalang.

Sebuah suku Jawa kuno yang eksis sebelum era Hindu-Budha.

“Dugaannya bekal kubur dari kaum Kalang. Pada saat (Suku Kalang) dikubur kan selalu (disertai) dengan bekal kubur,” sebutnya.

Tak hanya itu, lanjut Amin, secara fonologi lokasi pemakaman umum Desa Gejagan juga identik dengan Suku Kalang.

Warga setempat menamai wilayah pemakaman tersebut dengan ‘kalangan’.

“Di situ memang banyak dikubur kaum Kalang. Terbukti dari arah patoknya (nisannya) itu barat ke timur (atau barat laut ke tenggara),” paparnya.

Amin memastikan bahwa piring keramik tersebut bukan bekal kubur orang Belanda.

Menurutnya, orang-orang kolonial Belanda tak mengenal istilah bekal kubur. Berbeda dengan suku Kalang di Jawa.

“Orang Belanda dikubur di situ (pemakaman umum Desa Gejagan) tidak mungkin, dan orang Belanda tidak mengenal, kalau Belanda berarti kan Kristen, Katolik. Nah tidak ada budaya (bekal kubur) begitu,” ujarnya.

Sementara itu, Amin memprediksi masih ada beberapa warga keturunan Suku Kalang di Desa Gejagan.

Keturunan Suku Kalang tersebut telah berbaur dengan warga lainnya.

“Barangkali mereka mungkin malu atau gimana untuk mengatakan bahwa mereka adalah keturunan orang Kalang. Bisa jadi mereka itu tidak tahu bahwa dia sebenarnya keturunan dari orang Kalang,” jelasnya.

Suku Kalang adalah subsuku dalam masyarakat Jawa. Keberadaannya diperkirakan sudah eksis sebelum mengenal agama Hindu-Budha.

Suku kalang hidup nomaden, yang pada masa kerajaan ditugasi menjaga hutan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Piring Keramik dari Era Kolonial Belanda Ditemukan Saat Warga Gali Liang Lahad

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini