News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

RS Kewalahan Hadapi Lonjakan Covid, Ahli Ingatkan Pentingnya Komunikasi: Pasien Cenderung Sensitif

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana tenda darurat RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi dipenuhi pasien Covid-19 yang membeludak, Kamis (24/6/2011).

TRIBUNNEWS.COM - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra ikut menanggapi terkait persoalan rumah sakit di Indonesia yang kewalahan menghadapi lonjakan pasien Covid-19.

Satu di antaranya dialami oleh RSUD Kota Bekasi, dimana video saat pasien menumpuk di depan RS beredar luas di media sosial.

Menurut Hermawan, ada tiga hal yang harus diantisipasi oleh rumah sakit yang mengalami lonjakan pasien Covid-19.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Persi Sebut Ketersediaan Tempat Tidur Menipis, Rumah Sakit Kewalahan

Pertama adalah ketersediaan para tenaga kesehatan yang handal di sentra-sentra darurat ini.

"Yang jadi persoalan di RS ketika lonjakan kasus itu tidak tersedia tenaga kesehatan yang cukup handal di sentra-sentra ini," kata Hermawan, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Minggu (27/6/2021).

Ia menuturkan, dalam keadaan menumpuk, pasti para nakes yang ada menjadi terbatas.

Untuk itu, Hermawan berharap agar setiap RS dapat mengantisipasi dengan membuat mekanisme yang tepat.

Dewan Pakar IAKMI, Hermawan Saputra (Youtube metrotvnews)

"Teman-teman di IGD yang terbiasa disana pasti terbatas, sehingga penting kesiapsiagaan nakes menjadi tanggap di IGD," ungkapnya.

Selain itu, Hermawan juga menyebut pentingnya juru komunikasi dari teman-teman di bagian kesehatan masyarakat.

Pasalnya, dalam keadaan menumpuk, Hermawan menyebut potensi konflik mudah terjadi karena pasien cenderung sensitif.

Baca juga: RS Penuh, DPR Minta Pemerintah Buat Terobosan ‘Telemedicine’ Gratis untuk Pasien Isoman Covid-19

"Yang paling penting adanya keahlian komunikasi publik, orang dalam keadaan menumpuk dalam antrean itu sangat sensitif ketika mereka terlambat dilayani atau terlambat dirawat."

"Kemungkinan adanya potensi komunukasi yang menyebabkan konflik itu tinggi."

"Maka komunikasi kesehatan wajib ada, teman-teman dari kesehatan masyarakat cocok untuk dijadikan juru komunukasi publik di depan," ujarnya.

Di sisi lain, Hermawan juga mengingatkan pentingnya pusat informasi saat terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini