TRIBUNNEWS.COM - Sesosok mayat perempuan muda ditemukan di sungai Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang mencari ikan pada Sabtu (17/7/2021) sore.
Korban diketahui bernama Winda Oktaviani (14), warga Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Terdapat petunjuk yang paling mencolok yakni adanya dua tato pada tubuh korban.
Dugaan sementara, korban tewas karena jatuh ke sungai.
Berikut sejumlah fakta terkait kasus penemuan mayat gadis ABG mengapung di sungai, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari Surya.co.id dan Kompas.com:
Kronologi penemuan mayat
Diberitakan Surya.co.id, jasad korban pertama kali ditemukan oleh Edi Purwanto (37) dan Suhendar (46) yang sedang mencari ikan.
Namun, saat Edi baru menebarkan jala dari tepi sungai, matanya terbelalak.
Pasalnya, ia melihat ada sesosok tubuh manusia yang mengapung dengan kondisinya tersangkut semak-semak.
Mendapati hal itu, Edi langsung berteriak, hal itu membuat Suhendar ikut kaget.
Setelah Edi menunjuk ke arah jala yang ditebar, Suhendar pun terkejut dengan apa yang ia lihat.
"Kedua pencari ikan itu langsung memberi tahu warga lainnya. Bersama petugas, warga mengevakuasi mayat korban," kata Kasat Reskrim Polres Blitar, AKP Ardyan Yudo, Minggu (18/7/2021).
Baca juga: Tersetrum Listrik saat Panen Sawit, 2 Pemuda di Subulussalam Aceh Tewas
Punya dua tato
Mengutip dari Kompas.com, polisi telah mengidentifikasi ciri fisik dari jasad perempuan muda itu melalui visum luar oleh tim inafis.
Kapolsek Lodoyo Barat, AKP Suyatno mengatakan, ciri fisik yang menonjol adalah adanya dua tato pada tubuh korban.
Satu tato di punggung lengan kiri, adalah tato tulisan yang berbunyi 'Winda'.
Kemudian, di punggung kanan korban juga terdapat tato gambar hewan mirip seekor kuda poni.
"Perkiraan, korban meninggal dua hari sejak ditemukan. Kondisi kulit wajah rusak, mungkin karena benturan selama terbawa arus sungai," ungkap Suyanto.
Seminggu tak pulang
Dari hasil pemeriksaan sementara Tim Reskrim Polres Blitar, korban sudah lama tidak pulang ke rumah.
Namun, pihak keluarga menyebut, korban terakhir kali pamit pergi minum kopi bersama teman-temannya.
"Menurut pihak keluarga, seminggu lalu korban pamit mau ngopi sama teman-temannya," ujar Ardyan dilansir Kompas.com.
Baca juga: UPDATE Kasus Kadus di Boyolali Tewas Dibakar, Tersangka Masih Buron, Ada Sayembara Jutaan Rupiah
Sempat minum miras
Dikutip dari Tribunnews.com dari Kompas.com, sebelum ditemukan tewas, korban sempat berkumpul dengan teman-temannya di warung kopi di dekat sungai.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun oleh polisi, Winda dan teman-temannya minum minuman keras (miras) di tempat itu sejak Minggu malam (11/7/2021).
"Senin paginya, korban menyendiri di pinggir sungai."
"Ketika seorang temannya yang dianggap sebagai pacar korban bermaksud mengajaknya ke warung itu, korban sudah tidak ada kecuali sepasang sandal di pinggir sungai," kata Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela, Senin (19/7/2021).
Dikatakan Leo, polisi meyakini saat itu menjadi momen terakhir Winda sebelum kemudian menghilang.
Lima hari kemudian, mayat Winda ditemukan oleh dua pencari ikan di Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan.
Diduga jatuh ke sungai
Diketahui, jarak antara warung tempat Winda minum miras bersama teman-temannya dengan titik mayatnya ditemukan mencapai sekira 5 kilometer.
Leo menduga, Winda jatuh ke sungai di belakang warung tempat dia biasa nongkrong dan hanyut hingga jasadnya ditemukan pada Sabtu sore.
Baca juga: Bocah 7 Tahun di NTT Tewas Digigit Anjing Rabies, Korban Alami Gejala Air Liur Berlebih & Takut Air
Dugaan itu, tambah Leo, sejalan dengan hasil autopsi tim forensik yang menyimpulkan Winda tewas akibat tenggelam di sungai.
"Arti dari hasil autopsi itu, di tubuh bagian dalam seperti paru-paru dan seterusnya itu sudah terisi air," ungkap Leo.
Hingga saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap bagaimana Winda sampai terjatuh ke sungai.
"Apakah ini sebuah kecelakaan di mana korban yang kemungkinan masih berada di bawah pengaruh minuman keras ini terjatuh, terpeleset atau bagaimana," terangnya.
Sementara itu, polisi telah memeriksa 8 saksi dalam kasus ini.
Namun, polisi belum menemukan petunjuk kuat untuk mengungkap kematian korban.
"Sejauh ini kami sudah memeriksa delapan saksi termasuk teman-teman korban. Penyelidikan masih berlanjut," kata Ardyan.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Surya.co.id/Imam Taufiq, Kompas.com/Asip Agus Hasani)