Ketujuh korban kemudian berjalan di sekira hutan untuk mencari area yang terdapat sinyal.
Setelah mendapat sinyal, Posenti Indra Dabur kemudian menelepon ibunya dan menyampaikan bahwa mereka tersesat di hutan lindung.
Ia juga menginformasikan, posisi terakhir berada di dekat air terjun yang berada di dalam hutan.
"Ketujuh pemuda tersebut tersesat sejak Minggu siang sampai malam tidak ada kabar bahkan sampai Senin pagi," ujar Putu.
Kehabisan bekal
Saat tersesat di tengah hutan, ketujuh remaja itu kehabisan bahan makanan dan minuman.
Mereka akhirnya harus mengonsumsi air seninya masing-masing karena akses menuju air terjun sangat terjal, sehingga tidak dapat dijangkau.
Ketujuh korban itu mengaku selama berada di hutan tidak tidur dan terus menyalakan api untuk menghilangkan rasa dingin.
Baca juga: Seorang Pemuda Ikut Tewas saat Berusaha Membantu Temannya yang Tersengat Listrik, Ini Kronologinya
Ditemukan dari kepulan asap
Diberitakan Kompas.com, untuk mencari ketujuh pemuda itu, Basarnas Maumere menurunkan tim rescue Pos SAR Manggarai Barat berjumlah empat orang yang dilengkapi peralatan.
Tim rescue itu bergabung dengan tim lainnya, seperti 15 personel Polres Manggarai, lima personel Polsek Langke Rembong.
Kemudian, 10 personel Kodim 1612 Manggarai, empat personel Koramil Ruteng, 15 personel Brimob Ruteng, lima personel BPBD Ruteng, dan masyarakat setempat.
Pada Senin (19/7/2021) sekira pukul 11.30 Wita, tim pencarian berhasil menemukan para korban setelah melihat adanya kepulan asap dari dalam hutan yang sengaja dinyalakan oleh para korban.
Mereka kemudian dibawa ke pos jaga BKSDA Kabupaten Manggarai dan diserahkan kepada keluarga yang telah menunggu kedatangan mereka.
"Kondisi ketujuh pemuda dalam keadaan selamat, hanya saja kondisi badan mereka cukup lemas saat ditemukan oleh tim SAR gabungan," ungkap Putu.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Pos-Kupang.com/Robert Ropo, Kompas.com/Nansianus Taris)