TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komunikasi Publik Satgas Covid-19, Hery Trianto, menanggapi prediksi Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono soal Indonesia masuk jebakan pandemi Covid-19.
Adapun, maksud jebakan pandemi adalah saat Indonesia terus menerapkan kebijakan pengetatan dan pelonggaran aturan yang berulang hingga membuat sulit keluar dari pandemi.
Menanggapi prediksi tersebut, Hery tak menampik jika penerapan PPKM Darurat hingga Level 4 belum maksimal.
Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang atau Tidak? Epidemiolog Sarankan Dilanjutkan demi Hindari Jebakan Pandemi
Sebab, seringkali situasi di lapangan menyulitkan pemerintah untuk terus melakukan pengetatan.
Contohnya, seperti ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat lalu yang menyebut saat melakukan semi-lockdown seperti PPKM, masyarakat sudah menjerit untuk minta dibuka kembali.
"Memang situasi di lapangan sering memaksa kita melakukan penyesuaian," kata Hery, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Senin (2/8/2021).
Kendati demikian, Hery menyebut, saat ini pemerintah tengah menggencarkan tes Covid-19 dan pelacakan kasus atau tracing.
Meski pelaksanaannya masih jauh dari target sekira 400-500 ribu per hari, tetapi pemerintah akan terus berupaya untuk menangani pandemi dari sisi hulu terlebih dahulu.
"Kita semua sepakat menyelesaikan kasus Covid-19 ini harus dimulai dari hulunya."
Baca juga: Apakah Pemerintah akan Perpanjang PPKM Level 4 yang Berakhir Senin Besok?
"Selama periode pengetatan PPKM Darurat maupun level 4, testing juga terus meningkat hingga di angka 250 ribu per hari, walaupun belum sampai target yang ditetapkan pemerintah sendiri," jelasnya.
Sementara, terkait jebakan pandemi yang disebut Pandu Riono, Hery menyinggung negara lain di dunia juga mengalami hal serupa.
Bahkan, Hery menilai, saat kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai seperti saat ini, kasus Covid-19 di dunia justru sedang mengalami peningkatan.
"Di negara mana yang tidak mengalami sejumlah gelombang? karena ini situasi yang tidak mudah, bukan saja di Indonesia, tapi negara lain di dunia," ungkap Hery.
Untuk itu, Hery menyebut, semua masukan para ahli pasti di dengar oleh pemerintah.