Dalam kejadian itu MFS sempat kabur dari panti asuhan mencari pertolongan ke warga sekitar.
Namun pengurus panti mengejar meminta ia kembali ke asrama.
“Korban diamankan, pihak panti datang dan diiming-imingi uang agar mau kembali dan tidak melaporkan peristiwa tersebut,” ucap Iskandar, Rabu (4/8/2021).
Keduanya berhasil pulang setelah mencoba kabur keluar dari panti asuhan akibat mendapat perlakuan kasar.
Dua bocah ini masih memiliki seorang ibu yang juga tinggal di Gresik.
Sang ibu yang merupakan asisten rumah tangga, sedangkan sang suami pergi entah kemana meninggalkan keluarga.
Melihat dua buah hatinya yang dititipkan di panti asuhan mendapat perlakuan seperti itu sang ibu memilih melapor ke polisi, terlebih ia mendapat dukungan dari para kerabatnya.
"Sudah dilaporkan ke Polres Gresik dan juga visum,” terangnya.
Iskandar berharap kasus ini tidak terjadi lagi. Apalagi di panti asuhan yang mestinya menjadi tempat aman bagi anak-anak.
Apalagi mereka yang berada di sana, kebanyakan adalah anak broken home.
Dihubungi terpisah Pengasuh Panti Asuhan Ruslan menyebut apa yang dilakukan M adalah tindakan emosional sesaat, bentuk kecerobohan.
Ruslan menyebut jika tidak ada tindak kekerasan ditempatnya.
“Kami berupaya diselesaikan secara kekeluargaan. Iya itu merupakan kecerobohan dan tindakan spontanitas yang tidak dibenarkan. Ini baru pertama kali terjadi,” kata Ruslan melalui sambungan seluler.
Artikel ini tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kisah 2 Anak Yatim Diduga Jadi Korban Penganiayaan di Panti Asuhan Gresik Gara-Gara Mainan