Pemanggilan tersebut dilakukan untuk meminta keterangan MIS guna melengkapi berkas.
"Waktu saya diperiksa, kata bapak polisi hanya dimintai keterangan tambahan saja. Sebab akan dilakukan sidang kode etik terhadap pelaku," ungkap korban asal NTT.
MIS mengaku, diperiksa di ruang penyidik dan dimintai keterangan dengan waktu yang singkat.
Adapun yang ditanyakan pihak penyidik, tentang kejadian per tanggal 15 Desember 2020.
Baca juga: Nekat Jadi Begal, Lima Remaja Gunakan Uang Hasil Kejahatan untuk Sewa PSK dan Foya-foya
MIS mengaku dipergoki Briptu RCEN saat melayani tamunya, kemudian oleh pelaku diminta agar setiap bulan dikirim uang sebesar Rp 500 ribu.
"Saya diperiksa gak begitu lama. Hanya beberapa pertanyaan. Saya jelaskan semua, gak sampai setengah jam," terang MIS.
Sebelumnya, pemerasan berawal saat MIS dibooking melalui aplikasi MiChat pada Selasa 15 Desember 2020 sekitar pukul 00.00 wita.
Korban dan pelanggannya saat itu bertemu di kos MIS di kawasan Denpasar Barat, Kota Denpasar.
Briptu RCEN kemudian datang lalu menunjukkan identitas sebagai anggota polisi yang bertugas di Polda Bali.
Baca juga: Muncikari Berusia 16 Tahun di Semarang Ini Tawarkan PSK Online yang Masih Belia
Lalu pelaku menginterogasi MIS dengan nada tinggi sambil membentak.
"Dia tanya, siapa mucikarimu? Sejak kapan mulai open BO dan kamu pemakai? Dia juga ngaku datang bareng tim yang sedang menunggu di bawah (lantai 1 kos),"
"Pertanyaan itu dibarengi dengan merekam menggunakan HP," jelas MIS.
MIS kemudian dimarah dan mendapatkan pengancaman serta menyebarkan video yang sebelumnya direkam pelaku saat penggerebekan.
MIS kemudian dimintai uang sebesar Rp 1,5 juta jika tidak menuruti, korban akan dibawa ke Polda Bali.