TRIBUNNEWS.COM - Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam terakhir.
Berita dimulai kasus pembunuhan dukun pengganda uang di Tangerang
Korban tewas di tangan 3 pelanggannya karena sakit hati merasa ditipu.
Kemudian ada update kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Yosef kembali dipanggil polisi untuk dimintai keterangan pada Senin (13/9/2021).
Baca juga: POPULER NASIONAL Aturan Baru PNS Diteken Jokowi | 17 Menteri Jokowi Hartanya Bertambah
Terakhir, seorang oknum dokter di Kota Semarang diduga lecehkan istri teman.
Untuk selengkapnya, berikut rangkuman berita populer dari sejumlah daerah di Indonesia:
1. Dukun Pengganda Uang di Tangerang Tewas, Dihabisi 3 Pelanggannya, Pelaku Terancam Hukuman Mati
Kasus tewasnya seorang dukun pengganda uang di tangan pelanggannya sendiri terjadi di Kabupaten Tangerang, Banten.
Diketahui yang menjadi korbannya adalah kakek 62 tahun berinisial PA alias Abah Toni.
Pelaku pembunuhan berjumlah tiga orang, yakni TY (50) dan W.
Sedangkan pelaku lain AR masih dalam proses pengejaran pihak kepolisian.
Ketiganya tega menghabisi korban lantaran merasa ditipu.
Bagaimana kelengkapan dari kasus ini? Berikut rangkuman fakta-faktanya, Selasa (14/9/2021):
Awal kasus
Dihimpun dari TribunJakarta, kasus bermula saat ketiganya mendatangi rumah korban di Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.
Para pelaku tergiur akan kemampuan yang ditawarkan korban, dalam hal ini menggandakan uang.
Tertarik akan hal itu, membuat W dan D pun langsung menyerahkan sejumlah uang tunai.
2. Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Yosef Kembali Diperiksa Selama 8 Jam, Dicecar 16 Pertanyaan
Polisi hingga kini masih terus menyelidiki terkait siapa pelaku pembunuhan dari Tuti (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) yang jenazahnya ditemukan di bagasi mobil rumahnya, di Subang, Jawa Barat, pada 18 Agustus 2021 lalu.
Suami sekaligus ayah korban, Yosef pun kembali dipanggil polisi untuk dimintai keterangan pada Senin (13/9/2021).
Diketahui pemeriksaan kali ini merupakan pemeriksaan yang kesembilan kalinya bagi Yosef.
Kuasa Hukum Yosef, Rohman Hidayat, mengungkapkan Yosef ditanyai tentang pendirian yayasan, aktivitasnya sebelum kejadian, dan pada saat setelah jenazah ditemukan di TKP.
"BAP hari ini ada berita acara tambahan, yang pertama tentang pendirian yayasan. Yang kedua tentang aktivitas dari klien kami sebelum kejadian dan pada saat setelah jenazah ditemukan di TKP," kata Rohman dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (14/9/2021).
Rohman menambahkan kurang lebih ada sebanyak 16 pertanyaan yang ditanyakan kepada kliennya itu.
"Tadi kurang lebih 16 pertanyaan. Kalau dari tadi jam 03.00 ya, tapi sempet berhenti dulu kemudian disambung lagi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rohman menuturkan Yosef juga ditanya masalah kepemilikan rumah, bagaimana awal mula pendirian sekolahnya, dan aktivitas golfnya.
Rohman pun berharap dengan diperiksanya kembali Yosef kali ini bisa membantu polisi untuk menemukan petunjuk baru dan bisa segera menangkap pelaku pembunuhan.
"Masalah rumah itu juga ditanyakan, kepemilikan rumahnya Pak Yosef kemudian awal mulanya didirikannya sekolah, bantuannya darimana, riwayatnya seperti apa itu disampaikan dalam BAP hari ini."
"Pak Yosef juga ditanya soal aktivitas golfnya karena kebetulan masuk di tim Porda Subang. Pak Yosef ditanya seminggu datang ke lapangan golf, bisa lima sampai enam kali seminggu. Dan memang disitu aktivitasnya berlatih untuk persiapan Porda."
"Mudah-mudahan jadi petunjuk baru, jadi bahan penyidik kepolisian untuk segera menetapkan atau menangkap tersangkanya," terangnya.
3. Terekam Kamera Oknum Dokter di Semarang Campurkan Sperma ke Makanan Istri Teman, Ini Kronologinya
Seorang oknum dokter di Kota Semarang, Jawa Tengah berinisial DP harus berurusan dengan polisi.
Ia ditangkap setelah diduga melakukan pelecehan seksual.
Pelecehan itu dilakukan pelaku dengan mencampurkan sperma ke dalam makanan yang hendak dikonsumsi istri temannya.
Tindakan itu dilakukan pelaku setelah mengintip korban mandi.
Diketahui, oknum dokter tersebut saat ini tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di sebuah universitas di Kota Semarang.
Mengutip dari Kompas.com, suami korban merupakan rekan seprofesi pelaku saat menempuh PPDS.
Karena hal itu, mereka memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu rumah kontrakan.
Korban awalnya sempat menolak.
Namun, karena alasan menghemat biaya sewa, pelaku waktu itu meminta agar tinggal bersama satu kontrakan dengan suami dan korban.
Mereka sudah tinggal di kontrakan tersebut selama satu tahun.
(Tribunnews.com)
Berita lain terkait berita populer hari ini.