TRIBUNNEWS.COM -- Berbagai upaya telah dilakukan oleh polisi untuk mengungkap misteri pembunuhan di Subang.
Diketahui, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditemukan tewas tertumpuk di bagasi Toyota Alphard di rumahnya, Jalan Cagak, Subang (18/8/2021) lalu.
Penanganan pun dilakukan oleh Polsek Jalancagak hingga Mabes Polri akhirnya juga turun tangan.
Sebanyak tak kurang dari 25 orang saksi telah dimintai keterangan.
Namun, dari temuan di TKP, polisi sempat mengakui kasus Subang tersebut kompleks.
Baca juga: Kasus Subang Diduga Pembunuhan Berencana, Pelaku Diancam Hukuman Mati
Krimonolog Unpad, Yesmil Anwar mengungkap kemungkinan dalam kasus tersebut.
Dari jejak temuan di TKP dan bagaimana cara penanganan kasus Subang itu, menurutnya, menarik dilihat kemungkinan pelaku profesional atau melibatkan pembunuh bayaran.
“Ini yang sangat menarik, kalau dilihat dari apakah ada, kejahatan ini dilakukan oleh orang-orang profesional? dalam tanda petik adalah pembunuh bayaran, ini bisa terjadi semacam itu,” ujar Krimonolog Unpad, Yesmil Anwar.
Yesmil Anwar menjelaskan tidak menutup kemungkinan di setiap kasus kejahatan, ada yang menyuruh melakukan, ada yang melakukan atau ada yang membantu melakukan.
Lantas, menurutnya pelaku itulah menjadi orang yang sedemikian sempurna merancang pembunuhan tersebut.
Baca juga: Pengakuan Istri Muda Yosef soal Hubungannya dengan Tuti: Baik-baik Saja, Pernah Saling Ledek 2 Tahun
Karena sudah dirancang jejak tertentu bisa hilang.
“Akan tetapi dalam pengertian, tidak mungkin jejak hilang kecuali kalau (ada yang merencanakan, red),” jelasnya.
Dari simpulan itu kata Yesmil Anwar, keprofesionalan polisi dalam kasus Subang tersebut pun diuji.
Kendati demikian, saat ditanya terkait dugaan melibatkan pembunuh bayaran dalam kasus Subang, kepolisian belum bisa memberikan keterangan karena masih dalam penyidikan.