TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, menerima permintaan maaf dari Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Rusli menyampaikan, Risma telah menghubunginya setelah bersikap emosional kepada seorang koordinator PKH saat pemadanan data bantuan sosial di Gorontalo, Kamis (30/9/2021) lalu.
Dalam pesan singkat WhatsApp, Risma meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Saya juga sudah menerima WA dari Bu Menteri. Ibu (Risma) meminta maaf atas kejadian itu," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (4/10/2021).
Setelah itu, Rusli juga menyampaikan permintaan maaf kepada Mensos Risma atas komentar yang ia sampaikan.
"Saya juga sudah balas. Sebagai gubernur, saya juga minta maaf karena kalimat saya kurang berkenan kepada Ibu Menteri, mohon dimaafkan," ungkapnya.
Baca juga: Pendamping PKH di Gorontalo Tak Keberatan Dimarahi Mensos Risma, Anggap Bagian dari Pendidikan
Baca juga: Risma Minta Maaf Usai Marah ke Pendamping PKH, Gubernur Gorontalo Anggap Masalah Selesai
Ia pun menegaskan, persoalan tersebut murni sebuah kesalahpahaman.
Sehingga, dirinya meminta agar tidak ada pihak yang menggiring ke persoalan politik.
"Ini clear (jelas) bahwa hanya miskomunikasi, tidak ada unsur politiknya," tegas dia.
Gubernur Gorontalo Tersinggung
Sebelumnya, Rusli Habibie merasa tersinggung karena Risma emosional dan menunjuk-nunjuk warganya.
Rusli menilai sikap Mensos Risma tidak patut untuk dilakukan.
“Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang Ibu Menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Contoh yang tidak baik,” ujarnya di Hotel Maqna, Jumat (1/10/2021), dikutip dari laman Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Baca juga: Risma Marah-marah Lagi, Fadli Zon Sarankan Jalani Terapi: Marah Tidak Selesaikan Masalah
Baca juga: Risma Kembali Marah-marah, Hidayat Nur Wahid hingga Pengamat Desak Jokowi Tegur Sikap Mensos
Ia lalu mengingatkan Risma untuk menjaga sikap di depan rakyat, terlebih saat berkunjung ke kampung orang.
Dirinya mengaku sedih melihat Risma menunjuk-nunjuk dan memarahi seorang pendamping PKH dengan emosional.
“Pangkat, jabatan harus kita jaga. Tidak ada artinya pangkat ini semua kita tinggalkan."
"Kalaupun toh dia salah ya dikoreksi, di depan umum lagi,” jelasnya.
Baca juga: Anak Buahnya Kena Marah Mensos Risma, Gubernur Gorontalo: Saya Tersinggung
Baca juga: Gubernur Gorontalo Kecewa Mensos Risma Marahi Pegawainya: Sangat Tidak Patut Dilakukan
Menurutnya, seorang pendamping PKH yang ditunjuk-tunjuk Risma menjelaskan ada warganya yang terdata tapi saldonya kini tidak pernah lagi terisi.
“Pendamping PKH itu menyampaikan kepada Ibu Menteri ada nama-nama ini saldonya kosong karena informasinya sudah dicoret. Itu yang bikin naik darahnya,” kata Rusli.
“Boleh lah emosi tapi jangan kelakuan seperti itu dong."
"Itu pegawai saya meskipun dia pegawai rendahan tapi manusia juga."
"Saya alumni STKS, tahun 80-an sudah kenal menteri Nani Soedarsono, para Dirjen tapi tidak ada yang sikapnya begitu."
"Saya tersinggung, saya enggak terima,” ujarnya.
Baca juga: Risma Marah-marah, HNW: Pendataan Warga Itu Tanggung Jawab Bersama Kemensos dan Pemda
Baca juga: Profil Rusli Habibie, Gubernur Gorontalo yang Mengaku Tersinggung karena Risma Marahi Warganya
Diketahui, video Mensos Risma marah Kepada seorang koordinator PKH, ramai di media sosial.
Sikap emosional Risma itu lalu mengundang reaksi dari Gubernur Gorontalo yang mengaku tersinggung.
Bahkan, Rusli meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengevaluasi sikap Risma yang suka marah-marah di hadapan publik.
Menurut dia, sikap itu tidak patut ditunjukkan oleh seorang Pejabat Negara.
(Tribunnews.com/Nuryanti)