Pantauan tribun, lokasi kolam tersebut jauh dari jalan umum, masuk melalui perkebunan milik masyarakat.
Setibanya di lokasi, pintu gerbang memasuki kawasan yang terbuat dari seng sudah tampak rusak, dan tidak terjaga.
Di bagian dalam, rerumputan sudah mulai menjulang tinggi, mengikuti bundaran kolam ikan, yang terbuat dari besi dan terpal.
Jalan menuju ke lokasi juga dipenuhi semak, tampak seolah tidak pernah dilintasi oleh manusia atau kendaraan.
Di bagian depan, terdapat sekira 900 kolam, yang dibentuk berjajar sekira 200 meter. Jarak antara kolam cukup rapat, hanya bisa dilewati olah satu orang dewasa, dengan celah-celah yang ditumbuhi semak.
Sementara sekira 400 kolam lainnya ada terpisah.
Kemudian, beberapa kolam pelepasan yang dibuat dengan petakan-petakan tanah tampak ditumbuhi oleh enceng gondok.
Baca juga: Kantongi Bukti Ini, Polisi Duga Bos Pinjaman Online Ilegal di Cengkareng Adalah WNA
Kondisi sejumlah barak, tempat para pekerja juga sudah terlihat kumuh.
Bahkan, ribuan ikan juga ikut mati dari sejumlah kolam berjaring milik PT DHD tersebut.
Ratusan ekor ikan lele tampak mengambang di dua kolam berjaring milik PT DHD, sehingga menimbulkan aroma busuk.
Dua kolam ini berbeda dengan kolam atau bioflag, yang dibuat terpisah, seperti tempat khusus untut pembesaran bibit.
Di mana, kolam ini terbuat dari kolam tanah dan dipasang jaring.
Yus mengaku, nyaris setiap hari mengangkat ratusan bangkai ikan dari dalam kolam, untuk meminimalisir bau yang tidak sedap.
"Ini sudah ribuan ikan yang mati, karena memang tidak ada biaya untuk pakannya, kami juga bingung arahnya ini gimana," jelasnya.
"Jangankan pakan ikan, karyawan saja sudah tidak digaji selama 1,5 bulan," tegasnya.
Setidaknya ada 20 karyawan yang bekerja di PT DHD tersebut, dan saat ini nasibnya belum ada kepastian.
"Kalau dulu, tidak meski belum gajian teman-teman karyawan masih rajin kerja, bersih-bersih, kalau sekarang sudah tidak ada, bahkan banyak orang yang tidak dikenal masuk ke sini," tutupnya.
Hingga saat ini, Yus masih menunggu dan berharap yang terbaik atas permasalahan ini.
Pengakuan Kepala Cabang PT DHD Farm Jambi, Kantor Pusat Diperiksa Polda Sumsel
Kepala Cabang PT Darsa Harka Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama Jambi, Aliman, mengaku semua kegiatan PT DHD di seluruh cabang memang dihentikan sementara.
Kata Aliman, hal tersebut dilakukan lantaran proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Polda Sumatera Selatan, terhadap sejumlah staf atau karyawan PT DHD Farm pusat, yang berada di Sumatera Selatan.
"Untuk saat ini memang semua aktivitas kita di cabang memang dihentikan sementara menunggu proses pemeriksaan permasalahan ini selesai," kata Aliman, Jumat (15/10/2021) malam.
Baca juga: Tiap Tahun Kali Bekasi Tercemar, Wali Kota Minta Dinas Lingkungan Hidup Jabar Turun Tangan
Aliman tidak berkomentar banyak, terkait dugaan penipuan yang dituduhkan kepada PT DHD tersebut.
Katanya, ia dan stafnya di cabang Jambi hanya menjalankan instruksi dari pimpinan perusahaan di pusat.
"Ya kami dari awal niatnya tidak ada tujuan penipuan, tetapi kita hanya akan menjalankan SOP perusahaan dari pusat," bilangnya.
Aliman mengaku, saat ini Polda Sumatera Selatan sedang melakukan pemeriksaan terhadap kantor pusat atas kejadian ini.
"Semua masih dalam proses pemeriksaan," bilangnya. (tribun network/thf/TribunJambi.com)