News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ratusan Warga Jambi Jadi Korban Penipuan Investasi Ternak Lele, Kerugian Rp 2,3 Miliar

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melihat lokasi PT DHD Farm di Sungai Gelam. Ribuan lele mati dan kolam ditumbuhi semak

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI- Jumlah pengaduan korban dugaan penipuan investasi ternak lele, PT Darsa Haria Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama terus bertambah.

Sementara ini ada ratusan warga Jambi yang mengaku jadi korban penipuan.

Laporan polisi dugaan penipuan investasi ternak lele itu sudah diterima jajaran Polda Jambi.

Baca juga: Kelola Investasi Bodong Sendiri, Perempuan Ini Raup Untung Rp 1,28 Miliar

Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi, AKBP Wahyu Bram mengatakan, sampai saat ini, pihaknya sudah terima sebanyak 81 pengaduan, dengan toral kerugian mencapai Rp 2,3 miliar.

Pada Senin 18 Oktober 2021, pihaknya kembali menerima satu laporan resmi dari korban.

"Benar kami sudah terima satu laporan terkait kasus ini, dan sedang kami dalami lagi," kata Bram, Senin (18/10/2021) malam.

Ratusan Warga Jambi Jadi Korban

Ratusan warga Jambi, menjadi korban penipuan investasi ikan lele PT Darsa Harka Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama.

Tidak tanggung-tanggung, dari keterangan KJ, satu di antara korban jumlah mitra PT DHD di Jambi, mencapai lebih dari 200 orang, dengan total kerugian mencapai hingga miliaran rupiah.

KJ menjelaskan, dalam investasi ikan lele ini sendiri merupakan kerja sama dengan pola bagi hasil.

Dimana, pada modal awal mitra DHD membeli atau menanam modal Rp 10 juta per satu kolam, dengan perjanjian dalam satu kali panen, setiap satu kolamnya mendapat keuntungan Rp 960 ribu.

Kata KJ, dalam satu tahun mitra bisa panen hingga 9 kali.

Melihat lokasi PT DHD Farm di Sungai Gelam. Ribuan lele mati dan kolam ditumbuhi semak

Pengakuan para Korban

KJ sendiri mengaku menanam modal untuk 5 kolam, dengan total kerugian Rp 50 juta.

"Saya belum ada satu tahun, jadi baru beberapa kali panen, tetapi sudah kejadian seperti ini," kata KJ, saat dikonfirmasi tribun, Kamis (14/10/2021) malam.

Saat ini, kata KJ ia dan sejumlah korban lainnya sudah saling berkomunikasi di dalam sebuah grup Whatsaap, di mana, khusus dalam groupnya saja terdapat 209 anggota.

"Ini kan grup kami-kami saja, masih banyak grup lainnya," katanya.

KJ menjelaskan, masih banyak korban lainnya yang mengalami kerugian lebih besar, yang mencapai hingga ratusan juta rupiah.

"Ada yang sampai nanam modal untuk 20 kolam, ya dikalikan saja Rp 10 juta," bilangnya.

Baca juga: Dapat Rapor Merah, Kenapa Gubernur Anies Minta Seluruh Gubernur di Indonesia Juga Dievaluasi LBH ?

Kecurigaan KJ dan ratusan korban lainnya mulai muncul pada bulan Juni lalu, di mana pada bulan Juni para korban menanam modal kembali, namun tepat pada bulan Juli, hingga saat ini, pihak PT tidak kunjung melakukan pembayaran.

"Sampai sekarang, belum juga dibayarkan hasil panen kami," bilangnya.

Sementara itu, pengakuan korban lainnya, yakni D, warga Kotabaru mengungkapkan, ia harus menelan kerugian hingga Rp 200 juta.

Di mana, ia menanam modal untuk 8 kolam dan 10 paket Koperasi Pemasaran Serba Usaha (KPSU).

"KPSU itu, kita nanam modal satu paketnya Rp 12 juta, jadi saya ambil 10 paket, kemudian 8 kolam, ya hampir Rp 200 juta juga," bilangnya.

Mereka berharap, pihak PT DHD segera mengembalikan uang modal yang sudah mereka setor.

Polda Jambi Buka Pengaduan Online Buat Korban Investasi Ikan Lele PT DHD

Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi, akhirnya resmi membuka posko pengaduan online korban penipuan investasi ternak lele PT DHD.

Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Wahyu Bram mengatakan, layanan aduan ini adalah bentuk inisiatif Polda Jambi menanggapi permasalahan investasi tersebut.

"Kami sudah buka posko pengaduan online, silahkan masyarakat yang merasa menjadi korban untuk mengakses link yang sudah kita sediakan," katanya, Jumat (15/10/2021).

Untuk korban, mengakses langsung link https://tinyurl.com/Pengaduan, kemudian mengisi form yang terdapat di dalam link.

Pada link tersebut, juga disediakan ruang untuk menjelaskan kronologis yang dialami oleh para korban, sebagai gambaran dalam kasus tersebut.

Polda Jambi buka posko pengaduan online buat korban investasi ikan lele PT DHD

Melihat Lokasi PT DHD Farm di Sungai Gelam, Ribuan Lele Mati dan Kolam Ditumbuhi Semak

Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi mencatat, hingga saat ini, ada puluhan orang yang resmi mengadu terkait dugaan penipuan investasi ternak lele PT Darsa Harka Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama.

Tidak tanggung-tanggung, kerugian akibat investasi ini mencapai miliaran rupiah.

Menilik lebih dalam, penipuan berkedok investasi ikan lele ini sendiri sudah ada sejak November tahun 2018 lalu, atau sudah berusia 2 tahun.

Dari keterangan Yushernawan, pemilik dari lahan yang disewa oleh PT DHD Farm sebagai lokasi pengelolaan ribuan kolam ikan atau yang disebut juga bioflog tersebut, sedikitnya ada 1.300 bioflog atau kolam yang berada di atas lahan miliknya.

Ribuan kolam tersebut, berada di atas lahan seluas 2 hektare, yang disewa oleh PT DHD.

Sepengetahuan Yushermawan, untuk di Jambi sendiri terdapat 5 cabang PT DHD yang tersebar di sejumlah wilayah di Provinsi Jambi.

"Ini lahan dan kolam pertama di Jambi, dan kemudian mengikut di sejumlah kabupaten. Kalau tidak salah di Jambi ada lima," kata Yushermawan, saat ditemui di lokasi kolam milik PT DHD di RT 15, Kebun 9, Sungai Gelam, Muaro Jambi, Jumat (15/10/2021).

Melihat lokasi PT DHD Farm di Sungai Gelam. Ribuan lele mati dan kolam ditumbuhi semak.

Kepada sejumlah awak media, Yus mengaku, gejolak permasalahan PT DHD mulai terlihat sejak empat bulan terakhir, dan puncaknya pada bulan Juli 2021 kemarin.

"Sudah ada gejolak sebenarnya sekira empat bulan lalu, tetapi bulan Juli, para karyawan mulai tidak dibayarkan upahnya," bilangnya.

Pascamencuatnya dugaan penipuan terhadap ratusan mitra PT DHD ini, kata Yus, kondisi lokasi peternakan lele sudah mulai tidak terawat.

Pantauan tribun, lokasi kolam tersebut jauh dari jalan umum, masuk melalui perkebunan milik masyarakat.

Setibanya di lokasi, pintu gerbang memasuki kawasan yang terbuat dari seng sudah tampak rusak, dan tidak terjaga.

Di bagian dalam, rerumputan sudah mulai menjulang tinggi, mengikuti bundaran kolam ikan, yang terbuat dari besi dan terpal.

Jalan menuju ke lokasi juga dipenuhi semak, tampak seolah tidak pernah dilintasi oleh manusia atau kendaraan.

Di bagian depan, terdapat sekira 900 kolam, yang dibentuk berjajar sekira 200 meter. Jarak antara kolam cukup rapat, hanya bisa dilewati olah satu orang dewasa, dengan celah-celah yang ditumbuhi semak.

Sementara sekira 400 kolam lainnya ada terpisah.

Kemudian, beberapa kolam pelepasan yang dibuat dengan petakan-petakan tanah tampak ditumbuhi oleh enceng gondok.

Baca juga: Kantongi Bukti Ini, Polisi Duga Bos Pinjaman Online Ilegal di Cengkareng Adalah WNA

Kondisi sejumlah barak, tempat para pekerja juga sudah terlihat kumuh.

Bahkan, ribuan ikan juga ikut mati dari sejumlah kolam berjaring milik PT DHD tersebut.

Ratusan ekor ikan lele tampak mengambang di dua kolam berjaring milik PT DHD, sehingga menimbulkan aroma busuk.

Dua kolam ini berbeda dengan kolam atau bioflag, yang dibuat terpisah, seperti tempat khusus untut pembesaran bibit.

Di mana, kolam ini terbuat dari kolam tanah dan dipasang jaring.

Yus mengaku, nyaris setiap hari mengangkat ratusan bangkai ikan dari dalam kolam, untuk meminimalisir bau yang tidak sedap.

"Ini sudah ribuan ikan yang mati, karena memang tidak ada biaya untuk pakannya, kami juga bingung arahnya ini gimana," jelasnya.

"Jangankan pakan ikan, karyawan saja sudah tidak digaji selama 1,5 bulan," tegasnya.

Setidaknya ada 20 karyawan yang bekerja di PT DHD tersebut, dan saat ini nasibnya belum ada kepastian.

"Kalau dulu, tidak meski belum gajian teman-teman karyawan masih rajin kerja, bersih-bersih, kalau sekarang sudah tidak ada, bahkan banyak orang yang tidak dikenal masuk ke sini," tutupnya.

Hingga saat ini, Yus masih menunggu dan berharap yang terbaik atas permasalahan ini.

Pengakuan Kepala Cabang PT DHD Farm Jambi, Kantor Pusat Diperiksa Polda Sumsel

Kepala Cabang PT Darsa Harka Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama Jambi, Aliman, mengaku semua kegiatan PT DHD di seluruh cabang memang dihentikan sementara.

Kata Aliman, hal tersebut dilakukan lantaran proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Polda Sumatera Selatan, terhadap sejumlah staf atau karyawan PT DHD Farm pusat, yang berada di Sumatera Selatan.

"Untuk saat ini memang semua aktivitas kita di cabang memang dihentikan sementara menunggu proses pemeriksaan permasalahan ini selesai," kata Aliman, Jumat (15/10/2021) malam.

Baca juga: Tiap Tahun Kali Bekasi Tercemar, Wali Kota Minta Dinas Lingkungan Hidup Jabar Turun Tangan

Aliman tidak berkomentar banyak, terkait dugaan penipuan yang dituduhkan kepada PT DHD tersebut.

Katanya, ia dan stafnya di cabang Jambi hanya menjalankan instruksi dari pimpinan perusahaan di pusat.

"Ya kami dari awal niatnya tidak ada tujuan penipuan, tetapi kita hanya akan menjalankan SOP perusahaan dari pusat," bilangnya.

Aliman mengaku, saat ini Polda Sumatera Selatan sedang melakukan pemeriksaan terhadap kantor pusat atas kejadian ini.

"Semua masih dalam proses pemeriksaan," bilangnya. (tribun network/thf/TribunJambi.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini