Sedangkan sisanya orangtua ingin agar anaknya menjalani isolasi di sekolah saja.
Kepercayaan orangtua tentu karena selama ini anaknya terjaga dengan baik.
Sebagian murid murid adalah anak-anak dokter spesialis.
"Memang pihak terkait awalnya mau membawa siswa dan guru yang terpapar ke Asrama Haji Pekanbaru,” jelasnya.
“ Namun orangtua tetap ingin anaknya menjalani isolasi mandiri di sekolah, karena di guest house dan sekolah ada fasilitas AC, baju dilaundry, ada ahli gizi serta diawasi team klinik sekolah, dan suasana sekolah lebih nyaman," jelasnya.
Baca juga: Sidang Perdana Diwarnai Protes:Jaksa Main HP, Bandingkan dengan Sidang Rizieq hingga Munarman Curhat
Ia juga merincikan, sebanyak 127 siswa dan guru SMP dan SMA IT Abdurrab Islamic School terpapar Covid-19.
Di antaranya 30 siswa SMA, 97 siswa SMP dan 19 guru hasil swab PCR Puskesmas Garuda Marpoyan dan RS Madani serta swab PCR mandiri yang dilakukan orangtua siswa.
Sudah lebih dari sepekan siswa dan guru menjalani isolasi.
Hari Senin, (29/11/2021) para siswa dan guru juga kembali diswab PCR, ia berharap hasilnya sudah negatif.
"Rencananya Rabu (1/12/2021) anak-anak akan dikembalikan ke masing-masing orangtua untuk rencana selanjutnya, tanggungjawab kami membeli obat sendiri, merawat anak-anak dengan rapi, sudah kami lakukan maksimal," ujarnya.
Putri Prof dr Tabrani Rab ini juga membantah jika ada pihak yang mengatakan sekolah tersebut tidak menerapkan protokol kesehatan atau prokes.
Bahkan ia berani memastikan di Sekolah Abdurrab Islamic School sangat ketat dalam menjalankan protokol kesehatan.
Baik dalam proses belajar mengajar hingga kegiatan pendukung sekolah.
Baca juga: Bunga Bangkai Setinggi 2,5 Meter Tumbuh Subur di OKU Selatan, Kini Jadi Obyek Swafoto Warga
"Kalau ada siswa dan guru kami yang terpapar Covid-19, itu semua kehendak Allah SWT, bagaimanapun sudah ketat menjaganya. Kami jamin prokes dilaksanakan. Saya tak main-main dengan virus Corona itu. Apalagi saya juga penyintas, tak mungkin main-main dengan virus ini,” jelasnya.