TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya mengadakan Rapat Koordinasi High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) secara daring, Kamis (9/12/2021).
Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin diwakili Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu dalam sambutannya menyampaikan, “Kota Palangka Raya pada bulan November 2021 berdasarkan dua kota acuan Palangka Raya dan Sampit terjadi inflasi di Kalimantan Tengah sebesar 0,28 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 107,84 inflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada bulan pada bulan November 2021 terjadi karena adanya peningkatan indeks”.
Kelompok makanan minuman dan tembakau (0,58 persen) kelompok rekreasi olahraga dan budaya (0,34 persen), kelompok perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,26 persen), kelompok perumahan air listrik dan bahan bakar rumah tangga (0,23 persen) kelompok informasi komunikasi.
Dan jasa keuangan (0,7 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dan kelompok transportasi (0,08 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran dan kelompok kesehatan (0,07 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,01 persen).
Tingkat inflasi tahun kalender Januari sampai November 2021 untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Kota Sampit tercatat sebesar 2,44 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun November 2021 terhadap November 2020 sebesar 2,81 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain minyak goreng, telur ayam ras, semangka, ikan gabus, dan sawi hijau komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain kacang panjang, daging ayam ras, mangga, ketimun, dan tomat
Wali Kota Fairid Naparin juga berpesan, "Pada kegiatan ini Pemerintah Daerah Kota Palangka Raya melalui perangkat daerah terkait agar segera melakukan Pemantauan dan pengawasan terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga tidak mengalami lonjakan harga yang signifikan apalagi saat ini sedang melakukan PPKM darurat Jawa-Bali pasti akan berpengaruh distribusi barang kebutuhan pokok dari luar daerah kota Palangka Raya"
TPID Kota Palangka Raya terus berupaya untuk melakukan terobosan-terobosan dan koordinasi yang intensif dalam rangka menjaga kestabilan harga utama yang komoditas yang sering menyebabkan inflasi seperti angkutan udara dan sejumlah kelompok bahan makanan, daging ayam, ras bawang merah, bawang putih cabe dan lain-lain
"Saya merekomendasikan perlu adanya penguatan pengawasan harga fungsi kelembagaan dan distribusi produksi dan produktivitas Sinergi antar TPID di Kalimantan Tengah maupun Wilayah lain. TPID Kota Palangka Raya agar melakukan inovasi-inovasi melalui perangkat daerah terkait serta program unggulan TPID Kota Palangka Raya," ungkap Wali Kota Fairid Naparin dalam sambutannya.
Untuk mewujudkan lancarnya program inovasi tersebut di harapkan peran aktif Bank Indonesia, Bulog dan perangkat daerah terkait untuk bekerjasama dalam menjalankan program dan kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi guna menstabilkan harga komoditas pangan di Kota Palangka Raya.
Ia pun berharap melalui HLM ini dapat memberikan manfaat terutama kepada TPID kota Palangka Raya dalam mengendalikan inflasi di Kota Palangka Raya.
"Dalam HLM ini ada solusi tentang ketersediaan pasokan dan distribusi serta stabilitas harga dapat berjalan lancar dan didukung oleh peran aktif Dari instansi terkait baik pada program jangka pendek maupun jangka panjang, dan ada juga koordinasi antar satuan organisasi pemerintah daerah serta instansi terkait dapat ditingkatkan guna meningkatkan aktivitas pengendalian inflasi daerah agar tetap stabil dan terjaga guna mencapai ekonomi Kota Palangka Raya lebih baik," tutupnya diwakili oleh Hera Nugrahayu. (*)