TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Pemulihan ekonomi masih menjadi prioritas pada APBD Kota Semarang 2022. Penempatan skala prioritas dalam anggaran melihat kondisi masih dalam pandemi Covid-19. Masyarakat perlu didorong untuk bisa bangkit dan memulihkan perekonomian.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, APBD Kota Semarang 2022 sebesar Rp 5,2 triliun. Anggaran pada APBD 2022 naik dibanding 2021 yang hanya sebesar Rp 4,8T. Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, mengaku, optimis pendapatan pada 2022 mendatang akan semakin meningkat.
"ABPD 2022 Rp 5,2 triliun. Kami melangkah lagi. Kami semakin optimis dengan perkiraan pendapatan dan program-program semakin banyak," ucap Hendi, Minggu (12/12).
Menurutnya, APBD 2022 masih lebih banyak berkutat pada penyelesaian pandemi Covid-19 di lingkungam medis serta mengungkit ekonomi masyarakat.
Prioritas anggaran antara lain untuk peningkatan ketahanan ekonomi berbasis potensi lokal, peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan produktif, pemenuhan hak dasar dan percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran.
Pada tahun mendatang, Hendi juga ingin melakukan percepatan penyediaan infrastruktur berkualitas yang inklusif dan berwawasan lingkungan untuk menunjang pembangunan ekonomi dan pelayanan dasar serta peningkatan tata kelola pemerintahan.
"Kalau kita bicara tahun depan penyelesaian terkait pandemi Covid-19 di lingkungan medis, termasuk mengungkit ekonomi masyarakat di wilayah UMKM dan infrastuktur penunjangnya supaya gasnya lebih kencang lagi," paparnya.
Hendi menyebutkan, pemulihan ekonomi pada APBD 2022 sekitar 35 persen. Peningkatan ketahanan ekonomi berbasis lokal mencapai Rp 273,33 miliar.
Anggaran tersebut dialokasikan untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi dalam bentuk fasilitasi usaha, iklim usaha, dan kesempatan berusaha bagi pelaku ekonomi.
Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga menganggarkan Rp 1,41 triliun untuk pembangunan infrastruktur pendukung ekonomi.
"Pemulihan ekonomi di UMKM, pembangunan beberapa jalur pintas, misalnya Jangli - Undip, Mijen, dan lain-lain. Itu membuat ruas antarwilayah semakin cepat dilalui oleh masyarakat," jelasnya.
Entaskan kemiskinan
Hendi menerangkan, pengentasan kemiskinan dan upaya penurunan pengangguran juga menjadi tugas pemerintah pada penanganan pasca pandemi Covid-19.
Pasalnya, pandemi ini menambah catatan angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Lunpia. Pemerintah Kota Semarang pun telah menganggarkan pengentasan kemiskinan dan penurunan pengangguran sebesar Rp 498,70 miliar.
Selain itu, bidang pendidikan dan kesehatan untuk warga miskin juga tetap mendapat perhatian dengan anggaran Rp 406,83 miliar untuk bidang pendidikan dan Rp 284,16 miliar untuk bidang kesehatan. Pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) pun tak luput dari anggaran. Pemkot telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20,01 miliar. "Bantuan sosial kami melalui Jumat Berkah juga sudah teranggarkan di Dinas Sosial," tambahnya.
Di samping pemulihan ekonomi, Hendi menyebutkan, ada sejumlah pembangunan infrastruktur yang akan dikerjakan pada 2022 mendatang, diantaranya pembangunan ruang kelas baru di SDN Ngaliyan 04 dan SMPN 38 Semarang dengan masing-masing anggaran Rp Rp 2,38 miliar dan Rp 6,50 miliar.
Di bidang kesehatan, Pemkot melanjutkan pembangunan Puskesmas Bulusan dengan anggaran senilai Rp 2,04 miliar dan pembangunan gedung IGD RSUD Wongsonegoro menelan anggaran Rp 40,96 miliar. Puskesmas Mijen tahap II juga dianggarkan Rp 2,48 miliar. Pembangunan RSUD tipe D Mijen tahap III dianggarkan Rp 8,47 miliar.
Untuk penanganan banjir, ada beberapa pekerjaan peningkatan drainase dan saluran antara lain di Jalan Gatot Soebroto, Jalan Empu Tantular, Jalan Pemuda, Jalan Tentara Pelajar, Kedungmundu, dan Soekarno Hatta.
Shoppping Center Johar
Gedung Shopping Center Johar (SCJ) telah masuk dalam anggaran 2022 sebesar Rp 5,29 miliar. Beberapa pembangunan lainnya untuk bidang kesenian, pariwisata, olahraga, dan perkantoran juga akan digarap oleh Pemerintah Kota Semarang pada 2022 mendatang.
"Cukup banyak infrastruktur yang kami bangun pada 2022," ucap Hendi.
Adapun insentif tenaga kesehatan, Hendi menjelaskan, akan menyediakan kebijakan dan menunggu anggaran Pemerintah Pusat. Pada 2021 lalu, pihaknya menggelontorkan Rp 61,88 miliar.
Lebih lanjut, Pemerintah Kota Semarang juga menyiapkan tunjangan kerja bagi aparatur sipil negara (ASN). Tunjangan kerja ASN pada 2022 senilai Rp 674,30 miliar yang terdiri dari tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, kondisi kerja, dan prestasi kerja baik ASN ataupun P3K.
"Kunjungan kerja atau studi banding dewan, kami siapkan sesuai tupoksi mereka. Mereka punya hak atas kunker, studi banding, sesuai Permendagri. Mereka punya hak atas hotel, uang saku, dan lain-lain. Adapun penanganan bencana, dia menambahkan, telah disiapkan melalui belanja tidak terduga sebesar Rp 50 miliar. (eyf)