TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penggambilan video syuting sinetron di lokasi bencana maupun di pengungsian apalagi pada saat masih berlakunya status tanggap darurat tentu sangat disayangkan.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengimbau berbagai pihak untuk menghormati dan berempati kepada masyarakat terdampak bencana dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan prioritas pada saat tanggap darurat.
Hal tersebut menyikapi video viral dan pemberitaan media massa yang menginformasikan adanya kegiatan syuting sinetron di lokasi bencana Gunung Semeru.
"Kegiatan ini seharusnya tentu tidak dilakukan di tengah masyarakat yang masih berada di pengungsian akibat bencana," kata Abdul dalam keterangan yang diterima, Kamis (23/12/2021).
Menurutnya, prioritas kegiatan tanggap darurat adalah optimalisasi layanan kepada masyarakat terdampak, pemulihan kawasan terdampak bencana, dan penyiapan lokasi relokasi.
BNPB mengharapkan situasi ini tidak lagi terjadi di masa depan.
Baca juga: Setumpuk Hal Seputar Syuting di Tengah Tenda Pengungsian Korban Erupsi Gunung Semeru, Ada Adegan Ini
"Selain itu, BNPB juga mengharapkan masyarakat lebih mengedepankan dukungan moril dan materil untuk meringankan beban warga yang terdampak bencana," katanya.
Selain itu, BNPB juga mengimbau warga untuk tidak melakukan wisata bencana, khususnya di wilayah yang terdampak langsung awan panas guguran pada 4 Desember lalu.
Hal ini semata-mata dilakukan agar kegiatan-kegiatan dalam fase tanggap darurat dapat berjalan dengan lancar, dan petugas di lapangan tidak terganggu oleh aktifitas lain di luar prioritas kegiatan tanggap darurat.
Diberitakan sebelumnya,
Kegiatan syuting tersebut menjadi sorotan setelah diprotes oleh warga Lumajang, Jawa Timur.
Hal ini lantaran kegiatan syuting tersebut dilakukan di tempat pengungsian erupsi Gunung Semeru.
Bahkan ada adegan sejoli tengah berpelukan dikelilingi warga korban erupsi Gunung Semeru.
Tak Berizin