TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Pelatih biliar Tim PON Sumatera Utara, Khairuddin Aritonang dipermalukan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Khairuddin dipanggil ke depan forum dan telinganya dijewer. Alasannya sederhana, Khairuddin tidak tepuk tangan saat Edy beri sambutan.
Edy bahkan menyebut Khairuddin tidak pantas jadi pelatih.
Seperti apa rapor Khairuddin selama jadi pelatih biliar?
Baca juga: KRONOLOGI Gubernur Sumut Jewer Pelatih Biliar yang Tak Tepuk Tangan, Coki: Apa yang Sudah Dia Beri?
Diketahui bahwa dalam PON beberapa waktu lalu, cabor biliar menyumbang medali yang cukup signifikan untuk Sumatera Utara.
Dilansir website resmi PON Papua, cabor biliar Sumut menyumbang 12 medali. Dengan rincian 5 perak dan 7 perunggu.
Dari peringkat perolehan medali, cabor biliar berada di peringkat 5 sebagai penyumbang medali terbanyak bagi Sumut.
Wushu berada di peringkat 1, disusul Atletik, Tarung Derajat dan Tinju di peringkat 2, 3 dan 4.
Khairuddin dipermalukan di depan ratusan orang atlet dan pelatih yang berpartisipasi dalam PON Papua beberapa waktu lalu.
Dalam video yang beredar. Tampak Edy Rahmayadi yang berpidato di depan memanggil Khairuddin Aritonang ke depan karena tidak bertepuk tangan saat dia berpidato.
Mirisnya Edy Rahmayadi menjewer telinga Khairuddin Aritonang.
"Pelatih gak tepuk tangan. Gak cocok pelatih ini. Berdiri yang benar kau. Sontoloyo kau. Udah pulang, tak usah dipanggil lagi. Kalau ngak suruh keluar. Tak usah di sini," ujar Edy Rahmayadi.
Penjelasan Khairuddin Aritonang
Pelatih Biliar Khairuddin Aritonang merasa heran ketika ia dipanggil Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam kegiatan pemberian tali asih atau bonus kepada atlet Sumut peraih medali pada PON Papua.