Mengutip Kompas.com, Haji Endang menyebut, ia sempat menawarkan kerja sama dengan Dadang S. Muchtar yang menjabat sebagai Bupati Karawang pada saat itu.
Namun, Haji Endang disarankan untuk menjalankannya sendiri dengan beberapa alasan.
Haji Endang mengaku, mulanya ia tak punya ide untuk berbisnis.
Karena niat awalnya adalah untuk menolong warga.
Sejak dibangun hingga saat ini, warga yang menyeberang jembatan diminta membayar Rp 2 ribu.
Tarifnya tak pernah naik.
Namun Haji Endang tak mematok.
Kadang ada warga sekitar yang hanya membayar Rp 1 ribu.
Bahkan tak membayar pun tak masalah jika mereka tak membawa uang.
Dalam sehari, tak kurang dari 10 ribu pengendara sepeda motor melintasi jembatan tersebut.
Sehingga jika ditotal, jembatan tersebut menghasilkan omzet Rp 20 juta per hari.
"Pendapatannya tak kurang Rp 20 juta per hari," katanya.
Namun, Haji Endang biasanya mengeluarkan Rp 8 juta untuk biaya operasional mulai dari perawatan, penerangan, hingga upah.
Jembatan milik Haji Endang ternyata pernah karam pada 2014.