Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Erwin Zainul Hakim mengungkapkan dari analisa operasi DVI 35 jenazah yang sudah diidentifikasi, hanya 17 persen yang bisa diidentifikasi secara visual.
Sedangkan yang teridentifikasi dari rekam medis dan data properti 68 persen.
"Teridentifikasi dari rekam medis, foto gigi dan data foto properti 20 persen, teridentifikasi dari data primer DNA 11 persen, teridentifikasi sekunder dari foto gigi, data medis, dan diperkuat DNA 2,8 persen."
"Kami menyampaikan betapa pentingnya, bahwa informasi dari pihak keluaga korban, karena itu sangat penting untuk melaksanakan identifikasi. foto video yang bisa menggambarkan kondisi2 yang cocok dengan kondisi korban," papar Erwin.
Baca juga: Tak Berizin, Baliho Puan Maharani di Lokasi Bencana Semeru Dicopot Satpol PP
3 Jenazah Belum Teridentifikasi
Sementara itu Erwin juga menyampaikan, ada 3 jenzah belum teridentifikasi, yaitu:
1. Jenazah label B23
Nama : Mr. X
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : perkiraan 25 tahun
Tinggi Badan : 176 cm
Lokasi : Sumber wuluh Curah Kobokan
Ciri: botak di dahi, lubang tindik di telinga kiri, kasu lengan panjang warna oranye bertuliskan sumber jaya, dan celana panjang jeans ukuran 30
2. Jenazah label B31
Nama : Mrs. X
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : perkiraan 40 tahun
Tinggi Badan : 160cm
Lokasi : Kampung Renteng
3. Jenazah label B-043
Nama : Mr X
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : perkiraan 40-50 tahun
Tinggi Badan : 150-155cm
Lokasi : kamar kajang, sumber wuluh
"Kami berharap informasi dari masyarakat memudahkan didaalam proses percepatan identifikasi."
"Posko DVI akan tetap menjalankan fungsi-fungsinya, bahkan sampai semuanya terungkap," jelasnya
Kombes Pol Erwin Zainul Hakim menegaskan, proses identifikasi tidak ditutup, namun operasi DVI akan berpindah ke RS Bhayangkara Lumajang.
"Proses identifikasi tidak pernah ditutup. Namun nanti setelah tanggal 3 Januari 2022, segara proses identifikasi yang sebelumnya laksanakan di RSUD dr Haryoto, akan kami geser ke RS Bhayangkara Lumajang," pungkasnya.
Berita terkait Gunung Semeru Erupsi
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)