TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Lonjakan harga minyak goreng di Indonesia terus melesat tak terkendali dalam tiga bulan terakhir.
Para produsen minyak goreng tersebut beralasan menaikkan harga minyak goreng yang menyesuaikan dengan harga minyak sawit (CPO) di pasar global.
Pemerintah pusat memutuskan untuk mensubsidi harga minyak goreng di pasaran untuk menstabilkan harga.
Setelah disubsidi pemerintah, harga minyak goreng dijual Rp 14.000 per liter. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim, minyak goreng subsidi ini akan segera beredar di masyarakat.
“Gini, itu kan sudah disampaikan, bahwa kita sama-sama mendengar bahwa Bapak Presiden menginstruksikan bahwa harga minyak goreng itu harus mencapai Rp 15 ribu. Saya juga sudah tetap berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan tentang tindak lanjut hal ini,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, I Wayan Jarta, saat dikonfirmasi, Kamis (13/1).
Hanya saja, ia mengaku masih menunggu petunjuk teknis terkait hal tersebut di lapangan. Mengingat, di Bali tidak memiliki industri pengolahan CPO atau minyak kelapa sawit.
“Tentu saya harus menerima petunjuk teknisnya seperti apa. Mengapa demikian? Karena kami di Bali tidak ada industrinya. Kemudian kalau kami tanyakan distributornya, sampai sekarang mereka belum mendapat kecerahan informasi terkait hal tersebut,” ujarnya.
Selain itu, para distributor yang ada di Bali, menurutnya, masih belum menerima penjelasan dari pusat terkait informasi minyak goreng bersubsidi tersebut.
“Belum. Saya mencoba mencari informasi, belum. Ke distributor saya coba tanya, mereka jawab belum pak, kami belum dapat arahan,” imbuhnya.
Pun begitu, dari hasil rapat pihaknya dengan Kementerian Perdagangan rencananya minyak goreng bersubsidi tersebut akan disalurkan melalui pasar-pasar tradisional.
Tetapi, ia kembali menegaskan, hingga saat ini pihaknya belum menerima petunjuk teknis mengenai pelaksanaan operasi subsidi minyak goreng itu.
“Waktu rapat virtual kemarin sih (distribusi) akan melalui pasar-pasar modern. Biar saya tidak salah. Tapi seperti apa riilnya belum. Sehingga saya tidak bisa memberikan komentar. Saya terus mencari informasi ke pusat. Belum ada yang memberikan informasi,” ungkapnya.
Jarta meminta masyarakat untuk sementara bersabar terlebih dahulu.
Ia pun memastikan akan segera menginformasikan kepada masyarakat jika pihaknya telah mendapat kejelasan dari Kementerian Perdagangan.
“Itu sementara. Kalau besok ada perkembangan, saya akan informasikan,” ujarnya.
Janji Subsidi
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan mendistribusikan minyak goreng subsidi yang dibanderol Rp 14.000 per liter.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, harga tersebut akan berlaku selama 6 bulan ke depan dan akan diperpanjang.
"Harga sudah dipatok Rp 14.000 per liter untuk 6 bulan dan dapat diperpanjang," ujarnya.
Oke menuturkan, ada 1,2 miliar liter minyak goreng subsidi yang akan diedarkan nantinya.
Penyalurannya pun, dijelaskan dia, akan dilakukan melalui pengecer di pasar rakyat, pasar modern maupun e-commerce.
"Jadi siapa pun boleh, mau e-commerce, pasar tradisional atau siapa pun berhak," kata Oke.
Diketahui sebelumnya, belakangan ini harga minyak goreng sedang mahal-mahalnya. Mengutip laman Pusat Informasi Pangan Strategis Nasional (PIHPS), Sabtu (8/1) lalu, harga minyak goreng dijual di kisaran Rp 19.000 per kg sampai dengan Rp 24.000.
Di Gorontalo, harga minyak goreng bahkan menembus Rp 26.350 per kilogram.
Adapun kenaikan harga minyak goreng saat ini dipengaruhi oleh harga crude palm oil (CPO) dunia yang naik menjadi 1.340 dolar AS per metrik ton (MT).
Menyikapi melonjaknya harga sejumlah komoditas bahan pokok di Bali khususnya minyak goreng dan gula, operasi pasar mulai gencar dilakukan instansi pemangku kepentingan terkait untuk meringankan beban masyarakat dan menstabilkan harga pasar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali bersama Bulog dan Polda Bali menggelar operasi pasar murah di Pasar Kreneng Kota Denpasar, Kamis (13/1).
"Operasi pasar ini untuk menjaga harga tetap stabil di masyarakat, khususnya sampai di tingkat konsumen. Harapannya, khususnya komoditi minyak goreng dan gula yang mulai naik harganya, dapat stabil kembali," kata Manajer Bisnis Perum Bulog Kanwil Bali Muhammad Husin SH MH di sela kegiatan operasi pasar murah.
Husin menjelaskan, di Bali pasaran minyak goreng naik mencapai Rp 21.000 per liter yang dalam operasi pasar murah ini dijual dengan harga Rp 19.500 per liter.
Sedangkan gula di pasaran mencapai Rp 14.000 per kg dalam pasar murah ini dijual Rp 12.500 per kg.
"Stok hari ini kami sediakan minyak goreng 500 liter dan gula 500 kilogram," ujarnya.
Husin menegaskan, stok minyak goreng dan gula beserta komoditas lainnya masih dalam taraf mencukupi.
Ke depan Bulog bersama Disperindag dan Polda Bali terus melaksanakan operasi pasar murah sampai harga kembali stabil.
"Stok mencukupi untuk menjaga ketersediaan permintaan konsumen di Bali. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Kami juga menyediakan beras dan komoditi lainnya, termasuk daging. Kedepan bersama Polresta Denpasar mengadakan operasi pasar murah di Pasar Badung, secara bertahap di pasar-pasar lainnya dengan harga yang sama," paparnya.
Kepala Seksi Pengendalian Barang Pokok dan Barang Penting Disperindag Provinsi Bali, Gatot Supriatin menjelaskan, lonjakan harga komoditas minyak goreng di Bali disebabkan oleh kenaikan dari bahan baku pabrik.
"Penyebabnya kenaikan ini dari pabrik, terkait naiknya bahan baku minyak dunia yang berdampak pada kenaikan dalam negeri," ujarnya.
Melalui operasi pasar murah, Disperindag membantu masyarakat memperoleh bahan pokok dengan harga yang relatif lebih murah. Terhadap Distributor pihaknya terus melakukan pemantauan.
Gatot menegaskan, kenaikan harga bahan pokok minyak goreng bukan disebabkan karena kelangkaan.
"Distributor tentu kita melakukan pemantauan. Distributor sudah melakukan upaya maksimal. Masalah minyak yang naik ini bukan karena langka, hanya karena harga naik dari harga pabriknya. Maka kita upayakan stabilitas harga. Dengan operasi pasar murah ini diharapkan harga lebih stabil mengurangi dari kenaikan signifikan," pungkasnya. (gil/ian)
Baca juga: Vaksinasi di Kabupaten Badung Diserbu Kaum Lansia, Pemerintah Sempat Kewalahan