TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dua orang tenaga kesehatan (nakes), TGA dan DSS diamankan Polda Sumut karena dituding melakukan suntik vaksin kosong terhadap siswi SD Wahidin Sudirohusodo.
Namun keduanya kini tidak mengakui perbuatannya tersebut.
Keduanya berdalih tidak pernah melakukan suntik vaksin kosong, meski sempat terekam kamera dan videonya viral di media sosial.
Belakangan, pengacara kedua nakes ini mengancam akan melaporkan pihak yang memviralkan video tersebut.
"Kami juga berencana untuk melaporkan siapa yang menyebarkan video itu hingga viral kepada pihak berwajib. Namun, terkait itu, kami masih melakukan diskusi dengan tim," kata Dedek Kurniawan, pengacara kedua nakes tersebut saat melakukan konferensi pers, Rabu (26/1/2022) sore.
Kendati demikian, Dedek mengaku belum mau melapor karena alasan fokus terhadap perkara yang dialami kliennya.
"Yang paling penting bagaimana masalah klien kami dapat diselesaikan duhulu," ujar Dedek.
Ia juga meminta pada awak media untuk tidak menyebarkan video kliennya saat menyuntik siswi SD Wahidin Sudirohusodo tersebut.
Alasannya, video itu tidak benar.
Dedek berdalih, bahwa suntik yang dikeluarkan kliennya dari bungkus sebenarnya sudah berisi vaksin.
"Itu vaksin diambil dalam bungkusan yang ada isinya dan disuntikkan. Makanya video yang viral itu tidak benar dan kami minta jangan disebarkan lagi," kata Dedek.
Dia kembali beralasan, bahwa permintaan maaf kliennya saat di Polda Sumut bukan berarti keduanya melakukan suntik vaksin kosong.
Keduanya minta maaf karena alasan sudah membuat gaduh masyarakat.
Saat menggelar konfrensi pers, dua nakes TGA dan DSS tidak hadir.
Alasannya, yang satu tengah sakit, dan satunya lagi tengah bekerja.
Berkaitan dengan kasus ini, aparat kepolisian mengatakan bahwa kasus suntik vaksin kosong ini masih berlanjut.
Dari penelusuran polisi, siswi SD yang diduga disuntik vaksin kosong ternyata ada dua orang.
Bila tindak suntik vaksin kosong ini terbukti, tidak tertutup kemungkinan keduanya akan dijadikan tersangka.
Terpisah, Sekretaris IDI Medan, Edy Suhaimi mengatakan bahwa kedua nakes tersebut bisa dicabut izin praktiknya bila terbukti melakukan suntik vaksin kosong.
"Jika terbukti bersalah, itu dilihat dari sisi kesalahannya dulu. Jika ringan, hanya diberikan berupa teguran, dan jika berat itu bisa dengan penangguhan atau dicabut izin praktiknya," kata Edy.
Kasus seorang tenaga kesehatan di Medan yang menyuntikkan vaksinasi kosong ke siswa SD Wahidin, Kecamatan Medan Labuhan bikin gempar.
Baca juga: Jumlah Korban Dugaan Penyuntikan Vaksin Kosong di Medan Jadi 2 Orang
Berikut fakta-fakta kasus dugaan suntik vaksin kosong di Kota Medan:
Pertama, vaksin kosong tersebut dilakukan pada dua orang siswa SD Wahidin Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan.
"Dari hasil pemeriksaan dan koordinasi dengan Polres di daerah itu ada dua anak yang baru didapatkan dan kemungkinan diduga akan ada lagi laporan vaksin kosong kepada anak lain," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufik Ririansyah, Jumat (21/1/2022).
Kedua, penyuntik vaksinator tersebut merupakan seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Kota Medan.
"Vaksinator merupakan seorang dokter bukan nakes atau perawat. Dia bekerja di salah satu rumah sakit disini," tuturnya.
Ketiga, Menurut Taufik dari jumlah vaksin yang akan disuntikkan di hari tersebut masih tersisa 5 vial.
"informasinya masih berlebih 5 vial lagi satu vial itu bisa untuk 10 dosis anak. Jadi masih banyak sisa vaksin di SD tersebut," tuturnya.
Keempat, vaksinasi tersebut ditargetkan untuk 500 anak pada SD tersebut dalam beberapa hari.
"Targetnya 500 anak tapi yang sisa itu 5 vial, jadi ada sekitar 50 anak yang belum tahu kejelasannya apakah sudah vaksinasi atau seperti apa," tuturnya.
Untuk itu Taufik menjelaskan bahwa pihaknya dalam waktu dekat akan mengunjungi sekolah yang bersangkutan dan akan memanggil tenaga kesehatan tersebut.
"Kita akan kunjungi sekolah untuk meninjau langsung dan pastinya dalam waktu dekat juga setelah dari pemeriksaan selesai, kami akan panggil petugas tersebut secara etika profesi kedokteran melalui IDI Medan nantinya," ujarnya.
Polda Turun Tangan
Pihak kepolisian Polda Sumatera Utara mendalami video yang viral di sosial media terkait seorang tenaga (Nakes) yang diduga menyuntikkan vaksin kosong kepada seorang anak SD di Medan.
Terkait hal tersebut, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi menjelaskan bahwa setelah beredarnya video itu, Polda Sumatera Utara merespon cepat dan mendalami rekaman video yang viral serta memeriksa pihak-pihak terkait.
"Tim sedang melakukan pendalaman dan memintai keterangan saksi," kata Hadi, Jumat (21/1/2022).
Dalam video rekaman yang beredar, video itu direkam saat pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di SD Wahidin Medan Labuhan pada hari Senin (17/1/2022).
Dalam pelaksanaan vaksin anak itu dilakukan oleh Polsek Medan Labuhan Polres Labuhan Belawan bekerja sama dengan RS Delima Martubung.
Di mana video amatir itu direkam orang tua anak berinisial K saat putrinya mendapatkan vaksinasi.
Putrinya berinisial O berusia 11 tahun.
Setelah kembali ke rumah, orang tua korban memperlihatkan dan mengirimkan video tersebut kepada keluarganya dan pada hari Kamis (20/1/2022) video tersebut viral di media sosial.
Baca juga: Viral Video Nakes Suntik Vaksin Kosong di Medan, Anggota DPR: Sebabkan Rasa Aman Palsu
"Saat ini Polda Sumut tengah memeriksa vaksinator inisial G dan petugas aplus inisial W. Keduanya tenaga kesehatan tersebut bertugas di RS Delima Martubung. Dalam hal ini pihak kepolisian akan terus mendalami dengan meminta keterangan saksi ahli," jelasnya.
Untuk barang bukti, kata Hadi, polisi telah mengamankan rekaman dan spuit (suntik) dan daftar vaksinasi.
"Sampel darah korban juga akan dilakukan pengujian ke BPOM Medan serta akan diperiksa oleh ahli IDI Sumut. Perkembangan lebih lanjut akan kami sampaikan," kata Kombes Hadi.
Sebelumnya video amatir viral di media sosial.
Dalam video, diduga tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin kosong ke salah satu siswi SD, viral di media sosial, Kamis (20/1/2022) kemarin.
Sebelumnya Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Faisal Rahmat Simatupang mengatakan, video yang viral tersebut terjadi di Sekolah Dasa Wahidin Medan Labuhan.
Saat ini, Polres Pelabuhan Belawan tengah mendalami kejadian tersebut.
"Iya, itu di Siswi SD Wahidin ya. Dan videonya sedang kita dalami," ujar AKBP Faisal Rahmat Simatupang.
Kapolres menyebut, sesuai video yang beredar tersebut, kejadian saat pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun.
Berkaitan dengan proses vaksinasi yang diduga dilakukan dengan menyuntikkan vaksin suntikan kosong, nakes bersangkutan sedang diperiksa di Mako Polres Belawan.
"Nah, itu kita sedang mendalami dan melakukan pemeriksaan. Para nakesnya saat ini di polres sedang menjalani pemeriksaan. Hasilnya nanti akan segera kita kabari ya," ujar AKBP Faisal.
Untuk tim Nakes yang bersangkutan, AKBP Faisal tidak menyebut secara rinci dari rumah sakit mana berasal.
"Dari salah satu rumah sakit lah di Medan ini ya," kata AKBP Faisal.
Dokter dan Nakes Diperiksa
Polda Sumut dan Polres Pelabuhan Belawan memeriksa dokter yang diduga menyuntikkan vaksin kosong kepada pelajar di SD dr Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Medan Marelan, Sumatera Utara.
Selain dokter berinisial TGA, polisi juga memeriksa tenaga medis berinisial W yang bertugas mengisi vaksin ke jarum suntik.
"Di video itu yang dimintai keterangan salah satu dokter dan tenaga perawat. Dokter ini bertugas menyuntikkan dan satu perawat bertugas mengisi vaksin kedalam jarum suntik," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Jumat (21/1/2022).
Berdasarkan pengakuannya mereka melakukan penyuntikan sesuai dengan SOP. Meski demikian polisi menyebut akan menurunkan tim ahli untuk memeriksa kebenaran tersebut.
"Tetapi nanti yang menjelaskan dari ahli. Dari IDI," ucap Hadi.
Polisi mengatakan peristiwa itu terjadi pada Senin 17 Januari 2022, namun viral di medsos pada 20 Januari 2022.
Video itu dibagikan oleh orang tua siswa yang terekam diduga menerima vaksin kosong.
Baca juga: Nakes Suntik Vaksin Kosong ke Murid SD di Medan, Wali Kota Bobby Nasution dan Kapolres Bereaksi
Pelaksanaan vaksinasi diselenggarakan oleh Polres Pelabuhan Belawan, Rumah Sakit Delima dan Sekolah Dasar dr Wahidin Sudirohusodo.
Saat itu orang tua salah satu siswi sengaja merekam anaknya saat divaksin sebagai antisipasi apabila ada gejala usai menerima vaksin.
Namun setelah selesai dan melihat video ada kejanggalan diduga anak perempuannya diberi suntikan kosong tanpa cairan vaksin.
"Diperlihatkan video itu kepada keluarganya kemudian ada indikasi kemungkinan ini tidak ada isi vaksinnya," ucapnya.
Polisi juga mengaku telah meminta keterangan orang tua pelajar yang disuntik vaksin.
Periksa 13 Saksi
Kasus dugaan penyuntikan vaksin kosong oleh dokter berinisial G terhadap siswi sekolah dasar dr Wahidin Sudirohusodo Medan, Sumatera Utara masih bergulir.
Kasus yang awalnya ditangani Polres Pelabuhan Belawan kini ditarik ke Polda Sumut.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan korban dugaan suntikan vaksin kosong bertambah.
Ia mengatakan awalnya hanya satu korban, saat ini menjadi dua siswi sekolah dasar.
"Jadi ada penambahan korban dari penyelidikan terhadap satu orang yang viral dari pengembangan kita itu ada dua. Jadi korbannya ada satu yang sudah melaporkan, kemudian ada satu lagi anak-anak juga," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Selasa (25/1/2022).
Polisi menyebutkan telah memeriksa 13 saksi terkait kasus dugaan suntikan vaksin kosong terhadap siswi sekolah dasar dr Wahidin Sudirohusodo Medan.
Sementara status dokter G yang diduga menyuntikkan vaksin kosong masih berstatus sebagai saksi.
Polisi mengaku belum menetapkan dokter G sebagai tersangka lantaran enggan gegabah.
"Proses penyelidikan ini dilakukan secara cermat, teliti dan kita tidak terburu-buru untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka karena langkah yang dilakukan tentu harus mengaudit," ujarnya.
Sebelumnya seorang dokter diduga menyuntikkan vaksin kosong kepada pelajar sekolah dasar di SD dr Wahidin Sudirohusodo Medan.
Dokter G juga sempat mengucapkan permintaan maaf.
Segera Investigasi
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta agar kejadian tersebut segera diinvestigasi.
"Segera lakukan investigasi agar diketahui apa sebenarnya yang terjadi. Pemerintah harus segera memberikan keterangan dan penjelasan resmi kepada masyarakat atau publik agar beritanya tidak liar dan berkembang kemana-mana," katanya, Jumat (21/1/2022).
Menurut Netty, hal ini penting dilakukan agar masyarakat dapat menerima dan yakin akan program vaksinasi terutama untuk anak-anak.
"Sulit rasanya masyarakat bisa diyakinkan jika kasus-kasus seperti itu terjadi di lapangan. Pemerintah harus segera berkoordinasi dengan pemda dan Satgas Covid-19 agar mampu memitigasi risiko sebagai sebuah konsekuensi terjadinya vaksinasi kosong tersebut," katanya.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini juga berharap pemerintah dapat melakukan tindakan tegas jika terbukti ada unsur kesengajaan.
"Tindak dengan tegas jika terbukti hal ini dilakukan dengan sengaja. Apalagi ini diselenggarakan oleh lembaga resmi pemerintah yang seharusnya bisa lebih tertib lagi dan sesuai dengan SOP yang berlaku," katanya.
Diolah dari artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pengacara Nakes yang Dituding Suntik Vaksin Kosong Ngancam Laporkan Pihak yang Viralkan Video