TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 4.000 bibit pohon buah-buahan dan kayu-kayuan ditanam untuk menghijaukan kembali 10 hektare lahan kritis di kawasan Desa Cibiru Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dalam rangkaian program Bina Desa Konservasi Lahan Kritis.
Program Bina Desa Konservasi Lahan Kritisme merupakan pilot project pengembangan ekonomi hijau berkelanjutan dan diinisiasi perusahaan jasa ekspedisi SiCepat bersama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dalam penanganan lahan kritis dan dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum, Kamis (27/1/2022).
Bagian dari rangkaian program yang dijalankan bersama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat ini, sebanyak 200 ekor bibit domba didistribusikan ke kelompok tani hutan.
H. Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Gubernur Jawa Barat menyatakan untuk mengantisipasi bencana alam akibat hutan gundul dan lahan kritis, Pemprov Jabar mencanangkan program 50 juta pohon untuk melestarikan alam yang kita miliki saat ini.
"Bersama SiCepat Ekspres yang mendukung pemerintah untuk program reboisasi dapat dilihat sebagai wujud kepedulian lingkungan yang tidak hanya berbentuk ceremonial saja, melainkan langsung melakukan penanaman,” ujar H. Uu Ruzhanul.
Baca juga: 4 Pekerja Diamankan Saat Tebang Pohon Pinus di Kabupaten Toba
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Ir. H. Epi Kustiawan, M.P., pihaknya telah meraih target penanaman 50 juta pohon lebih dalam upaya merehabilitasi hutan dan lahan sesuai surat edaran Pak Gubernur tahun 2021 bekerja sama dengan Polri/TNI, sekolah, komunitas dan perusahaan.
"Kedepannya, pencanangan Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon ini dapat mencapai target sebanyak 20 juta pohon, sehingga di waktu yang akan datang bisa mencapai 30 hingga 100 juta pohon,” tutur Ir. H. Epi.
Sebelumnya, SiCepat Ekspres dan Dinas Kehutana Jawa Barat menanam 20.000 bibit pohon Cemara Udang di Pesisir Pantai Pangandaran untuk mendukung kegiatan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS).
Wiwin Dewi Herawati, CMCCO SiCepat Ekspres, menjelaskan program ini merupakan dukungan perusahaannya terhadap upaya pelestarian lahan kritis di daerah aliran sungai dengan didukung pemberdayaan masyarakat sekitar.
"Nantinya, bibit pohon dan hewan ternak ini akan dimanfaatkan oleh kelompok tani hutan sebagai usaha memberdayakan masyarakat sekitar dengan potensi lahan yang dikelola 10 hektar. Tujuan program ini adalah untuk mengembangkan program ekonomi hijau yang berkelanjutan dengan melibatkan secara langsung Kelompok Tani dalam implementasi program,” ujar Wiwin.