Danarto sendiri harus mendapatkan jahitan di bagian wajah dan lutut kaki kanan.
"Dada masih agak sakit," katanya.
Sri Rahayu, istri Danarto, mengungkapkan sebelum menabrak tebing suasana penumpang sudah panik dan berteriak takbir.
"Sopir enggak bilang apa-apa tapi penumpang pada teriak 'Allahuakbar, Allahuakbar' setelah itu brukk langsung menabrak tebing," ungkapnya.
Dia yang duduk di dua bangku belakang sopir pun terpental ke luar.
"Terpental keluar karena kacanya pecah," imbuhnya.
Sampai saat ini dia belum mengetahui kondisi keluarganya yang lain.
Keluarga besarnya turut dalam acara yang seharusnya berakhir bahagia itu.
Menurut Danarto, dalam bus pariwisata AD 1507 EH tersebut ada 47 penumpang termasuk sopir dan kernet.
Rombongan family gathering dari perusahaan konveksi di Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut berangkat dari Sukoharjo pukul 07.00 WIB.
Awalnya tujuan wisata ke tiga lokasi, yakni Malioboro, Puncak Becici dan Pantai Parangtritis.
Namun karena Malioboro tutup, tidak ada PKL sehingga tujuan wisata diubah ke Tebing Breksi Sleman, kemudian ke Puncak Becici dan dilanjutkan ke Pantai Parangtritis.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kisah Danarto Korban Selamat Laka Bus di Imogiri, Bercucuran Darah Merangkak Mencari Kedua Anaknya