TRIBUNNEWS.COM - Aksi pria asal Sragen, Jawa Tengah, Tili (35), tengah menjadi perbincangan.
Pasalnya, Tili berhasil menangkap buaya berkalung ban di Jembatan II Kelurahan Tatura Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022).
Diberitakan TribunPalu.com, alasan Tili menangkap buaya berkalung ban karena tidak tega.
"Saya memang tidak suka ada binatang terikat-ikat saya tidak suka dari dulu, biar ular saya kasih lepas," ucapnya, Selasa.
"Ini kemauan saya sendiri, karena saya merasa kasihan dan saya mau buktikan bisa menyelamatkan buaya ini," jelasnya.
Baca juga: Perjuangan Tili Tangkap Buaya Berkalung Ban di Palu: Habis Rp4 Juta untuk Umpan, Tali Sempat Dicuri
Baca juga: Kronologi Pria Sragen Berhasil Taklukkan Buaya Berkalung Ban, Mengincar 3 Pekan, Sempat Diremehkan
Tili rupanya sudah menganggap buaya berkalung ban sebagai temannya.
Sehingga, tak ada rasa takut bagi Tili ketika menangkap buaya tersebut.
"Ini buaya saya anggap seperti teman," kata dia.
Atas aksinya, kini pria tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Berikut Tribunnews.com rangkum apresiasi dari sejumlah pihak kepada Tili:
Dapat Voucher Makan Gratis
Pemilik Rumah Makan Radja Penyet, Fais Arfianto, mengundang makan Tili.
Fais mengapresiasi aksi yang dilakukan Tili setelah menyelamatkan buaya berkalung ban.
"Jadi Radja Penyet Mas Fais mengundang makan bersama keluarga dan memberikan voucher makan gratis selama satu bulan kepada Mas Tili yang berhasil menangkap buaya berkalung ban," ujarnya, Selasa (8/2/2022), dikutip dari TribunPalu.com.
"Ini salah satu wujud apresiasi sedikit dari kami," lanjut dia.
Baca juga: Foto-foto Buaya Berkalung Ban Berhasil Dibebaskan, Ditaklukkan Pria Sragen, Sudah Diincar 3 Pekan
Baca juga: Gagal Ditangkap Panji Petualang hingga Matt Wright, Buaya Berkalung Ban Takluk di Tangan Pria Sragen
Kepala BKSDA Sulteng Ucap Terima Kasih
Selanjutnya, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, Hasmuni Hasmar, memberi tanggapan soal penangkapan buaya berkalung ban oleh warga yang kemudian dilepaskan kembali ke sungai.
"Alhamdulilah sejak tahun 2016 kita berusaha melepaskan ban yang menjadi kalung pada buaya di Palu itu."
"Kemarin sudah berakhir, artinya penyakit yang selama ini berada di BKSDA Sulteng yang merupakan bisul karena semua menuntut untuk diselamatkan itu Buaya dan hari ini sudah sembuh atau sudah sehat," katanya, Selasa, dilansir TribunPalu.com.
Baca juga: SOSOK Pria Penangkap Buaya Berkalung Ban di Palu, Berjuang Sendiri dan Sering Diremehkan Warga
Baca juga: FAKTA Ditangkapnya Buaya Berkalung Ban: Korbankan 35 Ekor Ayam hingga Dicoba oleh Panji Petualang
Hasmuni lalu berterima kasih terkait pelepasan ban pada leher buaya yang telah bertahun-tahun menjadi kalungnya.
"Seluruh keluarga besar dan jajaran BKSDA Sulteng bahkan keluarga Kementerian Kehutanan sangat menyambut dengan baik dan mengucapkan terima kasih," imbuh dia.
Kata Damkarmat soal Pemberian Hadiah
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palu (Damkarmat) Kota Palu, Sudaryano R Lamangkona, juga mengapresiasi Tili yang berhasil melepas ban dari leher buaya tersebut.
"Tentunya atas nama Pemerintah Kota Palu, kami memberikan apresiasi kepada warga yang berhasil melakukan penanganan terhadap ban yang melingkar di tubuh buaya itu."
"Sebab dengan keluarnya ban tersebut tentu hewan tersebut tidak lagi tersiksa dengan perkembangan tubuhnya yang terus bertambah besar."
"Dengan keluarnya ban yang sudah bertahun-tahun berada di tubuhnya tentu bukan menjadi ancaman lagi terhadap kehidupannya," ungkapnya kepada TribunPalu.com, Selasa.
Sudaryano menambahkan, untuk pemberian hadiah kepada warga yang berhasil melepas ban dari leher buaya, itu merupakan kewenangan Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid.
Sehingga, ia tidak bisa memastikan apakah akan ada reward dari Wali Kota Palu atas keberhasilan warga tersebut atau tidak.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunPalu.com/Moh Salam/Nur Saleha/Alan Sahrir)