Secara keseluruhan, ada 23 orang yang mengikuti ritual. Dan satu orang sopir yang mengantar anggota kelompok tersebut.
Ke-23 orang itu berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Jember, seperti Sukorambi, Patrang, Ajung, juga Rambipuji.
Baca juga: Detik-detik Puluhan Warga Terseret Ombak di Pantai Payangan Hingga Pengakuan Korban Selamat
Mereka berangkat dengan dipimpin oleh ketua kelompok, Nh (Nurhasan), warga Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi.
Menurut Kapolsek Ambulu, AKP Maruf, dari keterangan saksi yang sudah diperiksa terlebih dahulu, ada 20 orang anggota kelompok yang turun di tepi pantai.
"Ya di situ, di tepi pantai itu," ujar AKP Maruf kepada Tribun Jatim Network, sambil menunjuk titik yang dipakai ritual.
Ke-20 orang itu berdiri dengan siku saling digandengkan
"Sedangkan yang empat menunggu di atas," imbuh AKP Maruf.
Empat itu, satu orang sopir yang memang tidak ikut ritual, dan tiga orang petinggi kelompok yang berada di kawasan pasir yang lebih atas.
"Saat masih berdiri itulah, ombak besar datang. Waktu kejadian sekitar pukul 00.30-01.00 WIB dini hari tadi," lanjutnya.
Menurut Kapolsek Ambulu AKP Makruf, petugas pantai sudah memperingatkan warga agar tidak melakukan kegiatan di sekitar pantai karena ombak sedang tinggi.
Imbauan tak diindahkan, Minggu tengah malam sekitar pukul 00.25 WIB, 24 orang yang mengikuti ritual tersebut dihantam ombak.
Akhirnya, warga meminta bantuan pihak kepolisian untuk menyelematkan.
Petugas kepolisian juga berkoordinasi dengan tim SAR hingga TNI untuk membantu korban.
Data sementara menyebutkan, ada 14 orang yang tersapu, tiga di antaranya selamat.