TRIBUNNEWS.COM - Ketua Padepokan Tunggal Jati Nusantara, Nur Hasan, diperiksa polisi.
Pemimpin ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, ini dijemput Tim Penyidik Satreskrim Polres Jember di Rumah Sakit Dokter Soebandi.
Kepada penyidik, Nur Hasan mengaku mendiskusikan rencana ritual kepada para pengikutnya, mulai dari waktu hingga biayanya.
Nur Hasan menyebut tak ada paksaan dan hasilnya semua sepakat bahwa ritual dilakukan pada Sabtu (12/2/2022) malam dengan iuran Rp 20 ribu.
"Saat itu bilang, 'Bagaimana kalau malam Minggu? setuju ndak?'," tanya Nur Hasan kepada pengikutnya, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari YouTube Kompas TV, Rabu (16/2/2022).
"Iya ndak apa-apa," kata Nur Hasan menirukan jawaban peserta ritual maut itu.
Baca juga: Istri Muda dan Anak Tiri Pimpinan Ritual Maut Ikut Tewas, Anaknya yang Masih Berusia 2 Tahun Selamat
Baca juga: Update Kasus Ritual Maut di Pantai Payangan: Pimpinan Tunggal Jati Nusantara Dijemput Polisi di RS
Nur Hasan pun menegaskan, tidak ada paksaan terkait ritual di Pantai Payangan Jember.
"Jadi berapa iurannya? sekiranya anak-anak mampu. Tidak ada paksaan."
"Mau ikut, iya. Ndak ikut, iya. Saya tidak memaksa," tegas dia.
"Jadi, ayo sing enak Rp 20 ribu-an wae, Cak. Semuanya sepakat,” terangnya.
Pemeriksaan Nur Hasan dan Korban Selamat Lain
Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jember, AKP Komang Yogi Arya Wiguna, membenarkan pemeriksaan terhadap Nur Hasan, Selasa (15/2/2022).
Sekitar pukul 13.00 WIB, polisi menjemput Nur Hasan di rumah sakit lalu dibawa ke Polres Jember.
"Kami melakukan pendalaman terhadap Nh (Nur Hasan). Di antaranya mencari tahu siapa yang menginisiasi acara (ritual di Pantai Payangan) itu," katanya, Selasa, dikutip dari TribunJatim.com.
Polisi juga memeriksa Feri Luhur, korban selamat yang juga sempat dirawat di RSD dr Soebandi Jember.
"Ada lagi satu korban selamat yang kami mintai keterangan," imbuh AKP Komang Yogi Arya Wiguna.
Baca juga: Apa Itu Rip Current? Arus Laut yang Menyeret Korban Ritual Maut di Pantai Payangan Jember
Baca juga: Fakta-fakta Ritual Maut di Pantai Payangan Jember: Ada Korban Polisi hingga Peringatan Ombak Tinggi
Sosok Nur Hasan
Sebanyak 23 peserta mengikuti ritual di Pantai Payangan yang berujung maut.
Dalam insiden itu, 12 orang dinyatakan selamat, dan 11 orang ditemukan meninggal dunia.
Kediaman Nur Hasan berada di Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi.
Nur Hasan dikenal sebagai seorang paranormal di lingkungan rumahnya.
Ia dianggap punya kekuatan spiritual sehingga mampu menerawang nasib orang di masa depan, termasuk mengajak orang meraih ketenangan jiwa.
"Dia kalau kemana-mana pakai selendang hijau," ujar Sekretaris Desa Dukuh Mencek, Budi Harto, dikutip dari TribunJatim.com, Senin (14/2/2022).
Selain itu, tamu-tamu yang datang bukan hanya dari kalangan bawah.
Mengingat, cukup banyak tamu Nur Hasan yang datang membawa mobil.
"Kalau Pak Hasan dulunya ini kerja di Malaysia. Terus 2010 itu pulang. Kayaknya setelah itu, dia dikenal sebagai paranormal," kata Budi.
Baca juga: Cerita Korban Selamat Ritual Maut di Pantai Payangan Jember: Dua Kali Ombak Besar Menerjang
Baca juga: Baru Setahun Menikah, Ini Sosok Bripda Febriyan Duwi yang Tewas saat Ritual di Pantai Payangan
Dilansir TribunJatim.com, ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara itu juga bekerja menjadi MC hingga berjualan online.
"Kerjanya kadang-kadang MC dangdut, sementara ini jual online kayak tisu," kata Kades Dukuh Mencek, Nanda Setiawan.
Nanda mengatakan, Hasan diketahui membentuk sebuah kelompok yang selalu menggelar kegiatan di rumahnya.
Hasan sering menggelar berbagai kegiatan di ruang tamu sejak dua tahun lalu.
Awalnya, pihak pengurus desa tidak menaruh curiga, karena kegiatan yang digelar dua bulan sekali itu dirasa positif.
Misalnya, membaca Alquran, dzikir dan selawat.
“Awalnya seperti itu, tapi kok lama-lama ada seperti ini, itu saya kurang tahu,” ungkapnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJatim.com/Sri Wahyunik/Tony Hermawan)