TRIBUNNEWS.COM, GIANYARÂ - Pura Prajapati di Desa Adat Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar rusak parah, Senin (21/2) pagi.
Hal tersebut disebabkan bangunan pura tertimpa pohon lapuk. Beruntung tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Selain di Gianyar, hujan disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang di Buleleng, Klungkung, dan Tabanan.
Informasi dihimpun Tribun Bali di Gianyar, sebelum peristiwa tersebut terjadi, hujan lebat disertai angin kencang melanda kawasan Desa Adat Sayan, pagi hari.
Diduga kondisi cuaca ini menyebabkan pohon yang berada di samping pura tumbang menimpa pelinggih dan bangunan yang ada di pura yang bersebelahan dengan Pasar Adat Sayan tersebut.
Kepala BPBD Gianyar, Ida Bagus Suamba saat ditemui di lokasi mengatakan, diduga pohon tersebut tumbang karena kondisinya sudah lapuk.
"Diperkirakan karena lapuk, sehingga tidak kuat menahan guyuran hujan disertai angin kencang. Tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Saat ditemui, pihaknya belum melakukan penanganan. Sebab anggotanya terlebih dahulu melakukan penanganan kawasan Gumicik. Sebab pohon tumbang di Gumicik mengganggu arus lalu lintas.
"Anggota sudah menuju ke sini. Tadi lagi penanganan di Gumicik. Kami prioritaskan dulu di sana, karena mengganggu lalu lintas," ujarnya.
Berdasarkan data BPBD Gianyar, akibat hujan lebat pada Senin ini mengguyur semua kawasan di Kabupaten Gianyar. Selain menyebabkan pohon tumbang, juga mengakibatkan sejumlah jalan raya di kabupaten Gianyar tergenang air.
Baca juga: Sedang Nyaman di Jerman, Habibie Dipanggil Soeharto dan Mendarat Saat Jakarta Membara (1)
Di Buleleng, angin kencang yang terjadi Minggu (20/2) sore, menyebabkan pohon tumbang di beberapa titik. Salah satunya terjadi di Lingkungan Banyuning Utara, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Pohon jati setinggi 15 meter tumbang, lalu menimpa rumah semipermanen milik Wayan Nuwargi (64).
Dari pantauan di lokasi kejadian Senin (21/2), atap bagian kamar tidur dan kamar mandi di rumah milik Wayan Nuwargi tampak rusak. Bhabinsa Kelurahan Banyuning membantu keluarga kurang mampu ini untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Nuwargi mengatakan, angin kencang disertai hujan lebat terjadi, Minggu sekitar pukul 15.30 Wita.
Saat angin kencang berembus, Nuwargi pun bergegas mengajak istri serta cucunya untuk tidur di balai bengong. Ia sudah memiliki firasat pohon jati setinggi 25 meter yang tumbuh di belakang rumahnya itu akan tumbang. Hingga sekitar pukul 16.00 Wita, firasat itu akhirnya terbukti. Pohon tersebut tumbang, dan menimpa atap rumahnya.