TRIBUNNEWS.COM - Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mengabarkan, data hingga sore hari ini, sebanyak tujuh orang warga dinyatakan meninggal dunia akibat Gempa Magnitudo 6,1 di Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022).
Melalui keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (25/2/2022) Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengabarkan tiga dari ketujuh korban gempa tersebut merupakan warga Kabupaten Pasaman Barat.
Sementara empat korban lainnya merupakan warga Kabupaten Kabupaten Pasaman.
Selain ketujuh korban yang meninggal dunia itu, 85 orang lainnya dikabarkan mengalami luka-luka.
Dengan rincian yakni luka berat sebanyak 10 orang, luka ringan sebanyak 50 orang di Pasaman Barat dan sebanyak 25 orang di Pasaman.
Akibat gempa ini, BPBD melaporkan sebanyak 5.000 warga mengungsi yang tersebar di 35 titik.
Titik pengungsian tersebut antara lain di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kinali.
Baca juga: Gempa M 5,2 Guncang Bima NTB, akibat Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia
Hingga kini, petugas di lapangan masih terus melakukan pendataan identitas warga yang mengungsi.
Sementara petugas gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, para personel organisasi maupun relawan dan warga, masih fokus melakukan pencarian, penyelamatan dan evakuasi kepada warga terdampak lainnya.
Sempat Terjadi 2 Kali Gempa Susulan
Pasca Gempa M 6,1 yang terjadi pada pukul 08.39 WIB, Pusdalops BNPB menerima laporan adanya kejadian dua gempa susulan yang cukup signifikan.
Yakni terjadi pada pukul 11.02 WIB dengan M 5,0 dan gempa M 5,1 pada pukul 11.06 WIB.
Merespons kabar tersebut, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto telah memerintahkan tim reaksi cepat (TRC) BNPB untuk melakukan kaji cepat situasi dan kebutuhan.
Termasuk memberikan pendampingan penanganan darurat di Sumatra Barat.
Untuk melihat situasi secara langsung, Sabtu (26/2/2022) mendatang, Suharyanto dan jajarannya berencana akan bertolak untuk meninjau lokasi terdampak.
Kedatangannya dilakukan untuk memastikan penanganan darurat berjalan efektif.
Baca juga: UPDATE Terkini Gempa M 6,1 di Pasaman Barat, Sebanyak 7 Warga Meninggal Dunia
Bangunan Rusak
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Kasi Kedaruratan BPBD Pasaman Barat, Gustrizal mengabarkan sejumlah bangunan dilaporkan rusak akibat gempa.
Selain rumah, bangunan lain yang dikabarkan rusak yakni tempat ibadah.
"Iya ada kerusakan rumah ada, kemudian rumah ibadah. Itu ada beberapa," kata Gutrizal.
Saat ini, petugasnya yang masih di lapangan sedang melakukan pengecekan dan pendataan terkait jumlah bangunan yang mengalami kerusakan.
"Daerah terdampak untuk data sementara ada di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman, dan Kecamatan Kinali," sambung Gutrizal.
Sementara untuk kecamatan lainnya, lanjut Gutrizal, belum ada laporan yang masuk.
Baca juga: Belasan Rumah di Kecamatan Kinali Rusak Akibat Gempa Pasaman Barat
Waspada Gempa Susulan Lagi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memrediksi akan adanya potensi gempa susulan dalam satu hingga dua hari ke depan.
Meski diprediksi gempa susulan tidak sebesar gempat sebelumnya, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
"Dalam 1-2 hari ini berpotensi akan ada gempa susulan dengan magnitudo yang lebih kecil," ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi dikutip dari Tribunnews.com.
Masyarakat diimbau untuk menjauhi rumah-rumah yang rusak atau mengalami keretakan.
"Masyarakat yang tinggal di lereng juga diminta meninggalkan tempatnya sementara karena khawatir nanti akan terjadi longsor di daerah lereng," lanjut Suko Prayitno Adi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Erik S/Reza Deni)