Hari Minggu itu, ujar Nova, Ranti yang mengalami kontraksi sempat dibawa ke RS Al-Ihsan. Akan tetapi karena belum terjadi bukaan, Ranti kemudian diminta kembali.
Namun, sesampainya di rumah, kontraksi ternyata kembali terjadi. Karena jauh jika harus kembali ke RS Al-Ihsan, Ranti kemudian dibawa ke bidan yang masih satu desa dengan mereka di Rancakole dan menjalani persalinan di sana sekitar pukul 13.20.
Sore harinya, keluarga membawa kembali Ranti pulang. Namun, karena kondisi gerimis, kendaraan hanya bisa mengantar sampai ke parkiran, yang jaraknya masih 600-an meter dari rumah Ranti. Kendaraan tak bisa masuk karena jalan sangat licin dan berlumpur.
"Akhirnya harus ditandu, dibopong pakai sarung waktu perjalanan mau pulang," tuturnya.
Menurut Nova, di daerah tersebut, jika ada yang melahirkan, kebanyakan sama seperti itu.
"Tahun-tahun kemarin juga ada yang ngelahirin sama seperti itu. Cuma memang baru viralnya sekarang, padahal kemarin-kemarin juga sudah ada kejadian melahirkan seperti itu," ujar Nova.
Selain fasilitas kesehatan yang jauh, ujar Nova, di Kampung Cicendo juga tidak ada sekolah.
"Sekolah jauh ke SDN Rancakole, biasanya jalan kaki karena tidak ada alat transportasi," katanya.
Karena aksesnya yang sulit ini, di Kampung Cicendo, ujar Nova, kini hanya terdapat enam rumah yang dihuni oleh delapan keluarga.
"Kami tentu sangat berharap jalan ini bisa segera diperbaiki, supaya bisa diakses kendaraan, sehingga memudahkan masyarakat dalam berkegiatan sehari-hari," ucapnya.
Segera Diperbaiki
Ditemui di Gedung Dewi Sartika, Soreang, kemarin, Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengaku sangat prihatin dengan kejadian ini.
"Saya prihatin sekali dengan kejadian ini. Saya sudah instruksikan langsung kepada petugas yang ada di lapangan untuk melakukan penanganan," kata Dadang.
"Saya juga langsung perintahkan Pak Camat Arjasari untuk melihat langsung kondisi pasien untuk dibawa ke rumah sakit," kata Dadang.