Laporan Wartawan Tribun Jateng Reza Gustav Pradana
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Sawah mereka terendam air akibat hujan dan sistem drainase yang tak lancar yang diduga akibat proyek jalan tol Semarang-Demak, petani di Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak mengalami gagal panen.
Satu di antara petani yang mengalami gagal panen adalah Hadi Midullah (40), warga Desa Dukun.
Dua tahun terakhir, sawah seluas lima hektar di dekat rumahnya tak bisa menghasilkan.
"Biasanya, zaman dahulu, tiap hujan, muncul genangan air tapi satu sampai dua hari sudah surut.
Sekarang, hujan satu hari saja, menunggu surut sampai berminggu-minggu," ujar Hadi, Minggu (6/3/2022).
"Tanaman yang saya tanam rusak semua. Jadi, bisa tanam tapi tidak bisa mengunduh (padi).
Sekarang, tenggelam dan menjadi seperti rawa."
Biasanya, satu hektar bisa menghasilkan Rp 15 juta. Jadi, saya ini rugi puluhan juta," tambahnya.
Baca juga: Tingkatkan Keamanan di Gerbang Tol, Ditlantas Polda Metro Jaya Akan Koordinasi dengan Pengelola
Kerugian itu juga dirasakan oleh petani lain yang memiliki sawah di wilayah tersebut.
Pantauan di lapangan, selain di Desa Dukun, kejadian serupa juga terjadi di sejumlah sawah di wilayah Desa Sampang dan Desa Kedunguter.
Hadi bersama petani lain menduga, drainase atau saluran pembuangan air hujan bermasalah akibat proyek Jalan Tol Semarang-Demak di dekat sawah-sawah tersebut.
"Menurut saya karena ada pengalihan fungsi tanah untuk jalan tol, bikin air jadi tidak cepat surut," kata Hadi menduga.
Hadi mengatakan, ia bersama petani lain telah menyampaikan keluhannya kepada pemerintah setempat.