TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Hingga Kamis (17/3/2022), Polda Papua baru menetapkan satu orang tersangka dalam aksi demonstrasi yang berujung pembakaran sejumlah rumah kios (ruko) di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Selasa (15/3/2022) lalu.
Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal, satu tersangka tersebut, merupakan hasil pemeriksaan dari tiga orang yang ditangkap sebelumnya, sesaat kerusuhan terjadi.
Ketiganya ditangkap tim gabungan Polres Yahukimo dan Dit Reskrimum Polda Papua serta Satgas Damai Cartenz.
"Kemarin penyidik gabungan telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang saksi, melakukan olah TKP. Selain itu, tim juga telah mengamankan barang bukti di beberapa tempat kejadian," kata Kamal dlam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Kamis (17/3/2022).
Kombes Kamal menyebut, tersangka berinisial L, ikut terlibat dalam kerusuhan yang diawali aksi massa penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua di Yahukimo.
Kini, penyidik gabungan masih melakukan pendalaman terhadap para saksi baik dari masyarakat maupun anggota polisi yang pada saat itu ada di lapangan.
Baca juga: 2 Orang Tewas Saat Demo Penolakan Daerah Otonomi Baru di Yahukimo, Begini Penjelasan Kapolda
“Pendalaman terhadap para saksi dan tersangka dilakukan untuk memastikan apakah ada tersangka lainnya yang terlibat," jelasnya.
Sekadar diketahui, kericuhan yang terjadi di Yahukimo bermula ketika ribuan massa melakukan unjuk rasa menolak pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB).
Ketika polisi mencoba menangani massa yang melakukan aksi pembakaran, terjadi bentrok sehingga dua warga meninggal akibat tertembak, dan tiga orang luka-luka termasuk satu anggota polisi.
Provokator
Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyebut ada provokator dalam aksi massa penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) yang berujung kericuhan di Distrik Deka, Kabupaten Yahukimo, Selasa (15/3/2022).
Pasalnya, aksi massa awalnya berlangsung tertib hingga sempat membubarkan diri usai menyampaikan aspirasinya.
Tiba-tiba massa beringas hingga membakar sejumlah pertokoan di ibu kota daerah itu.
Selain itu, massa pun menyerang personel kepolisian yang berada di sekitar lokasi kejadian.