TRIBUNNEWS.COM - Gelaran MotoGP Mandalika 2022 akan berlangsung mulai hari ini, 18-20 Maret 2022.
Berbagai pihak terus mematangkan perisapannya, demi kesuksesan MotoGP Mandalika 2022.
Persiapaan itu di antaranya adalah mengenalkan pawang hujan dengan teknologi modifikasi cuaca.
Selain itu, masyarakat juga menggelar ritual demi keselamatan pebalap MotoGP Mandalika 2022.
Pawang Hujan Dikenalkan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca
Diberitakan Tribunnews.com, penyelenggaraan event MotoGP Mandalika 2022 tak lepas dari keberadaan pawang hujan.
Pawang hujan yang bisa diartikan sebagai teknologi berbasis kearifan lokal itu coba dimanfaatkan untuk mengatur cuaca sekitaran sirkuit selama penyelenggaraan MotoGP Mandalika sejak tes pramusim lalu.
Adapun, sosok pawang hujan tersebut adalah Rara Isti Wulandari.
Wanita yang pernah menjadi pawang hujan acara Opening Asian Games 2018 itu mengaku diajak untuk berkolaborasi dengan otoritas sirkuit.
Adapun, bentuk kerjasama terbaru yang diterima Rara adalah modifikasi cuaca pada acara utama MotoGP Mandalika 2022.
Rara mengaku diminta oleh Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto selaku Komandan Lapangan Sirkuit Mandalika.
Baca juga: Penyekatan Ketat, Tak Sembarang Kendaraan Bisa Masuk Area Sirkuit Mandalika
Baca juga: Cerita Tuksedo Studio Soal Pembuatan dan Makna dari Trofi Para Juara di MotoGP Mandalika 2022
Tanpa meninggalkan cara lama yang selama ini ia gunakan, Rara merasa dirinya perlu melek teknologi juga.
"Kemarin sudah sempat diminta Pak Hadi Tjahjanto untu berkolaborasi dengan cara modifikasi cuaca."
"Hanya saja saat ini masih belum ada tindak lanjut terkait hal tersebut."
"Saya merasa senang saja dengan ajakan tersebut, karena saya juga tidak ingin ketinggalan teknologi alias melek teknologi," ungkap Rara.
Keberadaan Rara sebagai pawang hujan yang membantu kesuksesan MotoGP Mandalika 2022, seakan menjadi sisi menarik event ini.
Hal ini mengingat teknologi berbasis kearifan lokal itu tampaknya tak banyak ditemui di event balapan internasinal negara lainnya.
Masyarakat Gelar Ritual Bejambek
Mengutip Kompas.com, sekelompok masyarakat dari Dusun Ebunut, Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar ritual.
Hal itu dilakukan untuk keselamatan para pebalap MotoGP Mandalika.
Ritual Bejambek dilakukan masyarakat Ebunut di samping gerbang utama pintu masuk Sirkuit Mandalika, tepatnya di bawah patung Presiden Joko Widodo.
Kepala Dusun Ebunut Rahmat Panye mengatakan, ritual tersebut dilakukan atas keinginan masyarakat tanpa memberitahu Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
"Kita lakukan dengan atas kehendak sendiri, ITDC juga tidak tahu ada kegiatan itu."
"Ritual ini kami lakukan untuk keselamatan para pebalap yang menginjakkan kaki di tanah kami," kata Penye, Jumat (18/3/2022).
Baca juga: Imbas MotoGP, Usaha Rental Motor di Area Mandalika Laris Manis, Pemilik Kini Sibuk Tolak Orderan
Panye melanjutkan, dia dan ratusan warga dusunnya dulu tinggal di area Sirkuit Mandalika.
Mereka direlokasi setelah lahan rumah tersebut dibangun menjadi sirkuit.
Dalam ritual itu, kata Panye, masyarakat membawa sajian makanan atau dulang beronjok, seperti rengginang dan makanan tradisional lainnya.
"Macam-macam isinya di sana, makanan buah-buahan, ayam, rengginang namun yang harus ada yaitu jajanan masakan beras ketan kita sebut banget."
"Ini harapan kami, doa kami, agar balapan MotoGP berjalan lancar, semoga tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti para pebalap yang jatuh," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Dwi Setiawan, Kompas.com/Idham Khalid)