Salah satu pelaku berinisial APS, yang rumahnya digunakan untuk berkumpul mengaku sudah dua kali melakukan aksi tawuran.
Ia mengaku rumah tersebut setiap hari kosong dan ia tinggal bersama simbahnya.
Pelajar SMKN 1 Sanden itu menyatakan bahwa terbentuknya geng BHC berawal dari kegiatan nongkrong bareng dengan teman-temannya di sebuah angkringan.
“Awalnya itu nongkrong dan mau perang sarung,” kelit APS.
Baca juga: Polda DIY Berhasil Tangkap 5 Pelaku Penganiayaan Anak Anggota DPRD Kebumen, Kepala Korban Kena Gir
KAP (16), warga Serayu Bantul, pelajar kelas 1 di SMP 3 Bantul ini bergabung di geng ini sejak awal Januari 2022. Ia mengaku tawuran sebagai hiburan.
"Buat hiburan pak," ujarnya saat ditanyai Kapolres.
Saat ditanya, bagaimana dia pamit ke orangtua, ia menjawab kalau dirinya hanya pamit untuk tarawih.
"Pamit salat tarawih, orangtua taunya mau sampai subuh soalnya mau bangunin orang sahur," ucapnya.
Sementara ayah dari pelaku MKD (17), yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa malam itu ia salah tarawih dengan anaknya.
"Terus anak saya pamit sebentar untuk ke angkringan. Saya wanti-wanti untuk segera pulang karena besok paginya sekolah. Jam 23.00 ditelpon anak saya kalau digerebek warga," ungkapnya.
Ia sendiri mengaku tidak bisa memantau anaknya terus menerus.
"Kami selaku orangtua sudah berupaya untuk memperingatkan dan menjaga, memang anak ini kita tidak bisa memantau terus menerus," alasannya.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Polisi Gerebek Base Camp Geng Pelajar di Bantul, Ngakunya Bersiap Tawuran Lawan Geng Lain