TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Sebanyak 18 jenazah korban kecelakaan truk di Pegunungan Arfak, Papua Barat diterbangkan ke NTT, Kamis (14/4/2022) siang melalui Bandara Rendani menuju Bandara El Tari Kupang.
Mereka yang menjadi korban sebagian besar adalah para penambang emas yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Jenazah tersebut terdiri dari 16 pria dewasa, satu perempuan dewasa dan satu balita berusia tiga tahun.
Jenazah dibawa ke Bandara Rendani untuk diterbangkan menggunakan pesawat carter menuju Bandara El Tari Kupang.
Saat jenazah korban hendak diterbangkan ke NTT, warga NTT di Manokwari turut mengantar.
Tagis mereka pun tak dapat terbendung.
"Pemulangan jenazah ke kampung halaman ditanggung oleh pengusaha tambang emas yang mempekerjakan mereka," kata Kepala Suku Flobamora di Papua Barat, Clinton Tallo, melansir Kompas.com, Kamis (14/4/2022).
Selain jenazah, pengusaha tambang emas juga turut memfasilitasi kepulangan keluarga korban kecelakaan maut ke Kupang.
Mereka menumpang pesawat carteran Lion Air.
"Tiba di Kupang nanti kemudian dilanjutkan ke kampung halaman masing-masing," katanya.
Clinton menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proses evakuasi dan pemulangan 18 jenazah berjalan dengan baik.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gubernur, Pangdam XVIII/ Kasuari, Wakapolda Papua Barat, Bupati bersama Wakil Bupati Manokwari, Kapolres Manokwari bersama jajarannya, Basarnas Manokwari serta insan pers juga semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan, terima kasih banyak membantu kami masyarakat NTT," ucapnya.
Pantauan Kompas.com, 18 jenazah diturunkan dari dump truck Kodam XVIII/Kasuari menuju ruang cargo.
Jalan di sekitar bandara sempat macet karena dipadati warga yang menyaksikan jenazah diterbangkan ke kampung halaman mereka.
Baca juga: KRONOLOGI Laka Truk Maut di Pegunungan Arfak, Ini Identitas 18 Korban Tewas, Termasuk Bocah 3 Tahun