Ia juga menggelar pertunjukan ketoprak di kampus-kampus dan acara-acara besar lainnya.
Bondan juga merevitalisasi seni ketoprak, untuk setiap waktu punya darah baru.
Menurut sutradara dan penulis naskah untuk Komunitas Seni Dagelan Mataram Baru ini, ketoprak tidak mungkin bisa hidup bila tetap mempertahankan pakem.
Baca juga: Obati Kerinduan, Ketoprak Balekambang Gelar Pentas Virtual, Akses Link Live Streaming di Sini
Menurutnya, jika ada lembaga seni yang memberi dana ke kelompok ketoprak agar bermain sesuai pakem, sama halnya membunuh ketoprak itu sendiri.
Atas dasar pandangan semacam itu, ia berani membuat konsep pementasan “ketoprak plesetan” Sapta Mandala Kodam VII Diponegoro (1991).
Selain menekuni dunia ketoprak, Bondan – sebagaimana Handung, sang guru – juga pernah menjadi wartawan di harian Kedaulatan Rakyat (1980-1990) dan di harian Berita Nasional (1991-1998).
(Tribunnews.com/Daryono)