News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BKSDA Jambi Sebut Kemunculan Harimau Akibat Aktivitas Tambang Ilegal di Kawasan Hutan

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harimau masuk perangkap BKSDA di Merangin

Laporan Wartawan Tribun Jambi  Aryo Tondang

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang masuk ke dalam perangkap (box trap) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi.

Harimau yang diperkirakan berumur  8-10 tahun ini memiliki mencapai 110 Kg, dengan panjang keselurujan 217 sentimeter, panjang taring atas 6,2 sentimeter, panjang taring bawah 3,5 sentimeter.

Harimau ini dievakuasi sementara, karena terlibat konflik dengan manusia, tepatnya di wilayah Desa Nalo Gedang dan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi.

Konflik ini, tepatnya terjadi di kebun masyarakat dengan status lahan Areal Penggunaan Lain (APL) berjarak sekira 1-2 km dari hutan produksi (HP), sekira 20 Km dari kawasan TNKS.

Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan, sejak terjadinya konflik antara manusia dengan satwa ini, sudah ada 11 ekor kambing, dengan rincian 9 ekor di Desa Nalo Gedang 2 ekor di Desa Baru Nalo, dan 2 ekor sapi.

Rahmad tidak menyebut pasti, penyebab hariamu tersebut keluar dari kawasan hutan.

Baca juga: Seorang Buruh Berusia 19 Tahun di Jambi Tewas Diduga Diterkam Harimau

Namun, ia menduga adanya aktifitas manusia yang sedang melakukan aktifitas tambang ilegal di kawasan hutan tersebut, membuat harimau terganggu dan turun dari hutan.

Informasi kemunculan harimau di Desa Nalo Gedang dan sekitarnya Kecamatan Nalo Tantan sudah mulai diterima sejak tahun 2021.

Setelah dilakukan verifikasi, beberapa waktu kemudian harimau diduga sudah kembali lagi ke hutan sekitarnya.

Selanjutnya, pada tanggal 19 Maret 2022, Kepala Desa Nalo Gedang melaporkan kejadian ternak kambing yang dimangsa harimau, dan langsung diverifikasi oleh Tim BKSDA Jambi bahwa dan diduga dimangsa oleh harimau

"Kemudian, pada tanggal 2 April 2022, Kepala Desa Nalo Gedang kembali melaporkan kejadian ternak dimangsa harimau," katanya, Jumat (22/4/2022).

Berdasarkan laporan tersebut, pada tanggal 6 April 2022, berdasarkan bahan keterangan yang dikumpulkan dari warga Balai KSDA Jambi memasangan perangkap (box trap).

Kemudian, pada tanggal 21 April 2022  sekitar pukul 07.40 WIB, warga menyampaikan bahwa harimau telah masuk dalam perangkap, sehingga tim BKSDA Jambi segera ke lokasi untuk mengamankan lokasi. 

"Sekitar pukul 23.00 WIB, satwa telah sampai di TPS BKSDA Jambi dalam kondisi sehat," sebutnya.

Sejauh ini, sebut Rahmad, populasi harimau sumatera di kawasan TNKS sendiri tercatat sebanyak 150 ekor.

Kemudian di Berbak Sembilang, 25 ekor, kawasan Reki 5 ekor. Sementara itu, kawasan Bukit 30 sampai saat ini belum terdata.

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Konflik Harimau di Merangin, Diduga Akibat Aktivitas Tambang Ilegal

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini