"Rencana saya mau beli tanah sawit di Kalimantan. Mau beli mobil juga buat usaha dan sedekah," katanya.
Sugiarto menyebut pembayaran tanah itu sangat menguntungkan. Jika tidak dibeli pemerintah, tanah miliknya hanya laku dijual murah. "Ya rezeki kayak gini. Seneng banget. Senanglah. Kalau tanah dijual paling berapa. Ini tiba-tiba sampai untung sekian. Melebihi. Ini untung, enggak rugilah," ungkap Sugiyarto.
Siti Rodhiyah, warga Wadas lain mengaku menerima uang ganti sebesar Rp2 miliar. Dirinya sangat bersyukur atas uang ganti untung yang diterimanya.
"Rencana mau buat beli sawah. Sudah ada yang menawarkan. Cuma saya belum karena belum ada uang, kan (sebelum menerima uang ganti)," kata Rodhiyah.
Selain warga Wadas, ada juga warga Desa Cacaban Kidul yang memiliki lahan di Desa Wadas. Satu diantaranya Miswan yang memiliki tanah seluas lebih dari 5000 meter persegi. Total Miswan menerima uang lebih dari Rp8 miliar.
"Dapat Rp8 miliar. Buat ganti tanah. Senang bisa buat beli tanah. Luas lahan yang kena total sekitar 5 ribu meter persegi dengan dominan tanam tumbuh seperti durian, karet, mahoni," kata Miswan didampingi seorang anaknya, Kutsiyah di lokasi pembagian uang ganti untung.
Dia berencana menggunakan uang untuk membeli lahan sawit atau kebun karet untuk menambah usaha produktif keluarga. Namun rencana yang utama, adalah untuk biaya naik haji. "Belum ada keinginan beli mobil. Utamanya untuk naik haji," ujar Kutsiyah.(*)