TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK TENGAH - Masyarakat Lombok menjalankan tradisi Nguburan usai melaksanakan salat Idul Fitri.
Usai bersalam-salaman dengan keluarga dan sanak famili tujuan berikutnya adalah ke makam.
Mereka akan mengunjungi para keluarga dan nenek moyang mereka yang telah meninggal dunia.
Baca juga: Tradisi Ziarah Makam saat Idul Fitri di Mataram yang Tetap Terawat
Hal ini pula yang dilakukan warga Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah Senin, (2/5/2022).
Saat menuju ke makam mereka terlebih dahulu akan membawa air mineral.
Air ini tujuannya bukan untuk diminum namun untuk menyiram bagian atas kubur.
Air ini juga digunakan untuk mencuci muka para anggota keluarga.
Mereka terlebih dahulu akan mengalirkan air diatas misan dan air tersebut akan dibasuhkan ke muka.
Menurut keterangan dari Inaq Busu, peziarah asal Dusun Lensar, tujuan membasuh muka dengan air yang dialirkan di atas batu nisan adalah agar hajat mereka tercapai.
"Sambil membasuh muka kami biasanya mengucapkan hajat-hajat tertentu agar bisa diijabah," terang Inaq Busu kepada TribunLombok.com.
Saat mereka tiba di makam, hal pertama yang biasanya akan dilakukan adalah membaca Surat Yasin.
Mereka percaya Alquran yang dibacakan dan doa yang dipanjatkan akan sampai untuk penghuni kubur.
Tradisi Nguburan ini juga diikuti dengan zikir dan tahlil bersama anggota keluarga dengan mengundang kiyai.
Mereka akan membawa makanan dan minuman dan selanjutnya makan bersama-sama setelah selesai melakukan zikir dan doa.
Baca juga: Pawai Obor di Desa Rembitan Lombok Tengah Diikuti oleh 2.100 Orang
Pantauan TribunLombok.com pelaksanaan salat Idul Fitri di Kawasan Mandalika tampak begitu khidmat.
Termasuk di Masjid Nurusshobah Desa Kuta yang diikuti ratusan jemaah.
Bahkan saf masjid penuh karena banyaknya warga yang ikut salat idul Fitri.
Mereka pada akhirnya melakukan salat di halaman masjid dengan alas seadanya.
(TribunLombok.com, Sinto)