TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Masyarakat di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur diminta untuk mengantisipasi adanya kekeringan yang mematikan beberapa sumber air.
Hal ini terkait puncak musim kemarau yang tahun ini diprediksi terjadi pada bulan Agustus.
Sekretaris BPBD Kabupaten Trenggalek Tri Puspitasari mengatakan, langkah antisipasi kekeringan sebenarnya telah dilakukan sejak jauh hari.
Seperti penanaman pohon secara masal di dekat lokasi sumber air di lokasi yang rawan kekeringan.
"Kami juga menyosialisasikan kepada masyarakat di wilayah yang rawan kekeringan terkait penggunaan sumber air yang hemat sesuai kebutuhan untuk mengantisipasi kekeringan," kata Puspitasari, Selasa (17/5/2022).
Meski begitu, BPBD Kabupaten Trenggalek juga telah menyiapkan berbagai hal untuk mewaspadai kekeringan di sejumlah tempat.
Baca juga: Masuki Musim Kemarau, Kementan Imbau Petani NTT Proteksi Diri dengan AUTP
Berbagai sarana dan prasarana untuk menyuplai air bersih tengah disiapkan sejak dini.
"Ada empat mobil tangki air bersih berserta disel air yang sudah kami siapkan untuk menyuplai air bersih ke warga. Beserta juga anggaran dari APBD Kabupaten. Apabila anggaran yang ada tidak mencukupi karena kemarau panjang, kami juga akan mengajukan BTT kabupaten atau BTT provinsi," ujarnya.
Puspitasari menjelaskan, kebutuhan air bersih saat terjadi kekeringan di Kabupaten Trenggalek tak bisa diperkirakan.
Sebab, kebutuhan itu tergolong naik turun. Tergantung pada lama cepatnya musim kemarau dan kebutuhan masyarakat.
Juga tergantung pada jumlah desa yang mengalami kekeringan.
Catatan Surya, jumlah desa yang mengalami kekeringan setiap musim kemarau berbeda-beda.
Dalam suatu waktu, kekeringan bisa menyerang 60-an desa dalam satu musim. Di musim lain, jumlah desa kekeringan di bawah 10 desa.
Puspitasari menjelaskan, berdasar laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus di Kabupaten Trenggalek.
"Jadi untuk saat ini di 14 kecamatan yang ada di Trenggalek, belum ada surat masuk terkait permintaan air bersih," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Puncak Musim Kemarau Diprediksi Terjadi pada Agustus, Warga Trenggalek Diminta Antisipasi Kekeringan