"Mengajar sejak SMA, sejak 2016 cuman disitu namanya pengabdian karena belum kuliah, jadi mengajar biasa,"
"Kemudian saat itu kuliah dan masih ngajar, nah mulailah dapat honor, kita enggak memperhatikan honor, karena kami kerja ikhlas" kata Hafid saat dihubungi Tribunnews, Selasa (17/5/2022).
Pindah ke Desa dan Mengajar di MTS
Lanjut Hafid mengatakan, pada tahun 2020 ia memutuskan untuk pindah ke desa dan mengajar ke MTS tempat dimana ia mengajar sekarang.
"Sekitar tanggal 25 Agustus 2020 itu keluarga saya ada musibah, ibu saya meninggal dan harus balik ke Lampung dan menemani Bapak yang sakit-sakitan,"
"Karena latar belakang saya sarjana pendidikan maka saya ngajar di salah satu pedesaan yang sebelumnya saya ngajar di kota,"
"Kalau sampai sekarang, saya mengajar di MTS itu kurang lebih sudah satu tahun," katanya.
Baca juga: Viral Perempuan Punya Usaha Dekorasi Lamaran, Angkut Semua Peralatan Sendiri Pakai Sepeda Motor
Baca juga: Viral Video Siswa di Pinrang Tampar Wajah Kekasih di Dalam Kelas, Sekolah dan Polisi Turun Tangan
Lebih lanjut, meski tidak mendapat bonus seperti guru yang lain, ia mengaku bersyukur dengan gaji yang ia dapat di sekolah tersebut.
"Saya bersyukur walaupun memang gaji bisa dibilang kurang tapi ya tetap bersyukur dan bagaimana kita bisa dapat yang lebih, seperti itu,"
"kalau bonus sih enggak ada tapi ada THR, pernah dapat uang dari yayasan dan makanan dari yayasan,"
"Kalau dari Pemda dan Kemenag, guru-guru lain itu udah ada, beberapa ada yang dapat Rp 300 ribu dan Rp 250 ribu perbulan, tapi itu keluar di guru-guru yang lain, kalau saya belum," jelasnya.
Cari Penghasilan Sampingan
Hafid mengakui pada bulan April memang dirinya mendapat gaji tak sampai dari Rp 200 ribu.
Namun, ia mengklaim hal tersebut lantaran pada bulan April bertepatan dengan bulan puasa.