News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pasca WNA Amerika Meninggal di Gunung Batur, Krama Desa Gelar Upacara Balik Sumpah

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UPACARA - Suasana upacara balik sumpah di area parkir Pura Pasar Agung Batur, Senin (30/5). Upacara ini digelar sebagai upaya pembersihan Gunung Batur secara sekala dan niskala.

TRIBUNNEWS.COM, BANGLI - Desa Adat Batur, Kintamani melaksanakan upacara Caru Balik Sumpah di areal parkir Pura Pasar Agung Batur, Senin (30/5). Upacara ini digelar sebagai upaya pembersihan Gunung Batur secara sekala dan niskala.

Pembersihan ini dilakukan pasca musibah wisatawan asing asal Amerika yang meninggal di Gunung Batur pada 8 Mei 2022. Pantauan di lokasi, prosesi upacara dimulai pukul 10.00 Wita.

Upacara dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Putra Darma Daksa saking Griya Agung Lingga Acala Banjar Calo, Tegalalang, Gianyar.

Jero Gede Batur Duhuran ditemui usai upacara menjelaskan, upacara ini digelar dalam rangka penyucian kembali Gunung Batur. Sebab diyakini Gunung Batur merupakan lingga Ida Batara. Terlebih sebelumnya sempat terjadi musibah orang meninggal di gunung.

"Sehingga tatkala terjadi cuntaka, perlu kembali disucikan," jelasnya.

Upacara Balik Sumpah menggunakan sarana upacara, di antaranya sapi, angsa, kambing, kucit butuhan, dan sebagainya. Jero Gede Batur Duhuran mengajak pada para wisatawan agar bersama-sama menjaga kesucian dan kelestarian Gunung Batur.

“Bagi tamu yang sedang berhalangan, ataupun sedang cuntaka, diharapkan agar tidak ikut mendaki. Dengan demikian, pariwisata bisa tetap berjalan dan kesucian gunung pun tetap terjaga. Serta harapan tityang, mudah-mudahan dengan kejadian yang telah berlalu tidak terulang lagi kedepannya," ucap Jero Gede Batur Duhuran.

Sementara itu, Polisi Kehutanan Resor Gunung Batur Bukit Payang, I Wayan Sudana mengungkapkan, aktivitas pendakian di Gunung Batur belum dibuka sejak merebaknya virus Covid pada 21 Maret 2020 lalu.

Pihaknya tak memungkiri selama ini kecolongan dengan banyaknya wisatawan yang mendaki. Hal ini disebabkan banyaknya jalan tikus, menuju pendakian. Serta minimnya jumlah petugas jaga.

"Sejauh ini tidak ada pengawasan, karena memang aktifitas pendakiannya belum dibuka," jelasnya.

Atas kondisi tersebut, pihaknya akan berupaya menambah jumlah personel jaga setelah aktivitas pendakian kembali dibuka. Rencananya ia akan bekerjasama dengan BKSDA, Polsek Kintamani, Kodim serta Forum Pemandu Pendakian Gunung Batur (FP2GB) untuk menjaga pendakian.

"Sekarang baru ada empat orang yang berjaga di pos Bukit Payang hanya empat orang. Kalau idealnya 5 sampai 10 orang. Rencananya setelah buka nanti, jaga akan dimulai pukul 02.00 Wita. Pendakian pun juga hanya diizinkan dari dua titik saja, yakni dari FP2GB dan Toya Bungkah," tandasnya.

Dikatakan pula, dalam setiap aktivitas pendakian pihaknya selalu memberi imbauan lisan bagi para pendaki. Pun demikian tanda-tanda larangan juga sudah terpasang.

"Jadi pendaki yang sedang berhalangan, cuntaka, dan sebagainya tidak boleh naik. Termasuk imbauan agar tidak buang sampah sembarangan, merokok, menghidupkan api unggun, semua sudah kita sampaikan. Di sisi lain kita yang di bawah kan tidak tahu apakah orang tersebut cuntaka, atau berhalangan. Di sinilah dibutuhkan kejujuran dari masing-masing pendaki.

Tityang juga berharap agar wisatawan asing maupun domestik ikut bersama-sama menjaga kelestarian Gunung Batur," tandasnya. (mer)

Baca juga: Ketua LPD Banjar Sandakan Akhiri Hidup di Pohon Manggis

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini