TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Peternak sapi di Kabupaten Lamongan Jawa Timur kesulitan menjual sapi karena adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Para peternak atau pengusaha sapi ini tetap harus menanggung biaya perawatan yang tidak sedikit hingga hari ini.
Seorang pengusaha, Suratman mengaku ia mempunyai 10 ekor sapi yang rencana dijual kembali menjelang Hari Raya Iduladha nanti.
Dia mengatakan 10 ekor sapi tersebut belum terjual sampai hari ini.
Baca juga: Hewan Terkena PMK dengan Gejala Klinis Ringan Masih Sah sebagai Hewan Kurban
Selain pasar hewan ditutup, juga masih ada keraguan bagi calon pembeli.
"Semua alasannya PMK, padahal sapi peliharaan saya tidak ada yang kena penyakit," katanya, Kamis (2/6/2022).
Intinya, sampai masuk bulan Selo ini belum ada gambaran bagaimana prospek penjualan sapi untuk korban Iduladha.
"Kalau disimpan terus malah ada yang curiga kena penyakit, ditawarkan keluar belum boleh. Pusing mas," gerutunya.
Ia memang dan sejumlah pengusaha lainnya merasakan hal yang sama.
Yang ada hanya rasa kekhawatiran sapi-sapi yang dipelihara selama ini tidak laku dijual.
Baca juga: Di Malang, Kementan Gelar Pengobatan Sapi Gejala Klinis PMK
Untuk menyiasati kerugian tersebut, ia dan pengusaha lainnya terpaksa menjual kembali sapinya kepada teman-temannya sesama juragan, itupun sudah tidak banyak yang merespon.
"Bayang-bayang takut rugi yang terus menghantui kami," ungkapnya.
Menurutnya harga jualnya pun akan mengalami penurunan drastis.
Akhirnya, momen Idul Adha yang diharapkan bisa meraih keuntungan justru malah rugi.
"Ya kalau secara bisnis hitungannya rugi. Harusnya kan di sini bisa dijual di harga Rp belasan juta. Mau nggak mau harus turun harga, bisa- bisa dibawah sepuluh juta," ungkapnya.
Ditanya soal persiapan penjualan hewan kurban menjelang Idul Adha, Suratman mengatakan dirinya terpaksa tidak berani menambah populasinya. Apalagi ia hanya pemain lokalan.
Baca juga: Wabah PMK di Semarang Belum Berakhir, Ternak Warga yang Terjangkit Makin Banyak
Kondisi ini berpengaruh terhadap jagal sapi. Beberapa diantaranya terpaksa harus mengambil daging di Surabaya. Karena di Lamongan tidak ada pemotongan.
"Sementara ya ambil daging ke Surabaya, atau memotong sendiri sisa sapi yang ada," kata M. Arif.
Di kebupaten tetangga, seperti Gresik, Jombang, Mojokerto dan Tuban, semua pasar hewan juga masih di tutup.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Moh Wahyudi mengungkapkan, pihaknya memaklumi apa yang menjadi keluhan para peternak atau kelompok pengusaha sapi.
Wahyudi berharap untuk sementara peternak menahan diri dan tetap melakukan pemantauan dan perawatan ekstra terhadap sapi-sapi peliharaannya.
"Jika kondisi membaik, sudah pasti akan ada pasar yang dibuka," kata Wahyudi.
Penulis: Hanif Manshuri
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Wabah PMK, Peternak di Kabupaten Lamongan Pasrah Sapinya Tak Bisa Terjual Jelang Idul Adha