Laporan Wartawan Tribun Jateng Iwan Arifianto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Seringnya banjir rob yang kerap melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Emas ternyata ikut berdampak bagi pekerja khususnya di Lamicitra.
Bahkan, seorang karyawati karyawati di PT Glory yang enggan namanya disebutkan mengaku stres dengan kondisi ini.
Mereka harus libur selama dua pekan lantaran rob menerjang namun setelah kembali bekerja selama sepekan rob kembali merendam tempat kerjanya.
"Kami mikir angsuran,sekolah anak, makan, dan kebutuhan lain. Sedangkan kerja di sini no work no pay alias tak kerja tak bayaran," keluh perempuan berhijab itu.
Buruh lain yang juga tak mau disebutkan namanya menambahkan, lantaran tidak bekerja selama dua pekan, praktis gaji yang diterima juga tinggal di kisaran setengah dibanding saat masuk kerja penuh.
Baca juga: Elemen Pemuda, Mahasiswa dan Buruh Mengawal Pembangunan Ibu Kota Nusantara
Biasanya, ia menerima gaji Rp 2,8 juta tiap bulannya.
Namun karena rob dan harus libur dua pekan, ia pun hanya menerima Rp 1,4 juta.
"Memang diliburkan dua minggu. Baru masuk belum ada seminggu banjir rob lagi," terang buruh pabrik yang sudah bekerja selama 15 tahun tersebut.
Gaji yang diterimanya pun habis digunakan untuk memperbaiki sepeda motor.
Menurutnya, saat rob Mei lalu, ia harus merogoh Rp 1,5 juta untuk memperbaiki sepeda motor.
Sementara pada rob yang terjadi Juni ini, ia menghabiskan Rp 300 ribu untuk memperbaiki sepeda motor.
"Saya pasrah saja karena memang tidak bisa berbuat apa-apa," ucap dia.
Buruh pabrik lainnya, Wahyu mengatakan hal sedikit berbeda. Wahyu mengaku sudah terbiasa dengan keadaan itu.